Feb 7, 2015

الله ربي

Beriman kepada seluruh sifat-sifat Allah yang diterangkan dalam Qur'an 
dan hadith adalah wajib. Tidak boleh membeza-bezakan antara sifat yang 
satu dengan sifat yang lain, sehingga kita hanya mahu beriman kepada 
sifat yang satu dan ingkar kepada sifat yang lain. Orang yang percaya 
bahwa Allah itu Maha Mendengar dan Maha Melihat, dan percaya bahwa 
mendengar dan melihatnya Allah tidak sama dengan mendengar dan 
melihatnya makhluk, maka ia juga harus percaya bahwa Allah itu tinggi di 
atas langit dengan cara dan sifat yang sesuai dengan keagungan Allah dan 
tidak sama dengan tingginya makhluk, kerana sifat tingginya itu adalah 
sifat yang sempurna bagi Allah. Hal itu sudah ditetapkan sendiri oleh 
Allah dalam kitabNya dan sabda-sabda Rasulullah SAW. 
 Fitrah dan cara berfikir yang sihat juga mendukung kenyataan tersebut. ALLAH Dl ATAS ARASY
Al Qur'an, hadith sahih dan naluri serta cara berfikir yang sihat akan 
mendukung kenyataan bahwa Allah berada di atas arasy.
1. Allah berfirman yang bermaksud:
"Allah yang Maha Pengasih itu "istawa" di atas Arasy." [Surah Taha:4]
Sebagaimana diterangkan dalam hadith Bukhari, para tabiin menafsirkan 
istawa dengan naik dan tinggi.

2. Allah berfirman yang bermaksud:
"Apakah kamu merasa aman terhadap Yang di langit? Dia akan 
menjungkir-balikkan bumi bersama kamu." (AlMulk:16)
Menurut Ibnu Abbas yang dimaksud "Yang di langit" adalah Allah seperti 
dituturkan dalam kitab Tafsir Ibnul-Jauzi.

3. Firman Allah yang bermaksud:
"Orang-orang tidak takut kepada Tuhannya yang di atas mereka." (AnNahl: 50)
4. Firman Allah tentang Nabi Isa As:
"Tetapi Allah mengangkatnya kepadaNya." (AnNisa:158)
Maksudnya Allah menaikkan Nabi Isa ke langit.

5. Allah berfirman yang maksudnya:
"Ialah Allah yang ada di langit-langit." (AlAn'am: 3)
Ibnu Katsir mengomentari ayat ini sebagai berikut: Para ahli tafsir 
bersependapat bahwa kita tidak akan berkata seperti ucapan kaum Jahmiyah 
(golongan yang sesat) yang mengatakan bahwa Allah itu berada di setiap 
tempat. Maha Suci Allah dari ucapan mereka. Adapun firman Allah yang bermaksud:
"Dan Allah selalu bersamamu di mana kamu berada." (AlHadid: 41)
Yang dimaksudkan adalah Allah itu selalu bersama kita, dimana Allah 
Mendengar dan Melihat kita, seperti keterangan dalam Ibnu Katsir dan Jalalain.
6. Rasulullah SAW mi'raj ke langit ketujuh dan berdialog dengan Allah 
serta diwajibkan untuk melakukan solat lima waktu (Riwayat Bukhari dan Muslim).
7. Rasulullah SAW bersabda:
"Kenapa kamu tidak mempercayaiku, padahal saya ini dipercayai oleh Allah 
yang ada di langit?" (Riwayat Bukhari dan Muslim).
8. Rasulullah SAW bersabda: "Sayangilah orang-orang yang ada di bumi 
maka yang di langit (Allah) akan menyayangimu." (Riwayat Turmidzi).
9. Rasulullah SAW pernah menanyai seorang wanita budak: "Di mana Allah?" 
Jawabnya: "Di langit!" Rasulullah bertanya lagi: "Siapa saya?" Dijawab 
lagi: "Kamu Rasulullah." Lalu Rasulullah bersabda: "Merdekakanlah dia 
karena dia seorang Mukminah! "
10. Sabda Rasulullah SAW: "Arsy berada di atas, dan Allah berada di atas 
arsy. Allah mengetahui keadaan kamu."
11. Abu Bakar Siddiq berkata: "Barang siapa menyembah Allah maka Allah 
berada di langit, Ia hidup dan tidak mati." (Riwayat Imam Darimi dalam 
Alradd alal Jahmiyah)
12. Abdullah bin Mubarak pernah ditanya: "Bagaimana kita mengetahui 
Tuhan kita?" Maka beliau menjawab: "Tuhan kita di atas langit, di atas 
arsy, berbeza dengan makhlukNya." Maksudnya zat Allah berada di atas 
arsy, berbeza dan berpisah dengan makhlukNya, dan keadaannya di atas 
arsy tersebut tidak sama dengan makhluk.
13. Imam Abu Hanifah menulis kitab kecil berjudul "Sesungguhnya Allah 
itu di atas arsy." Beliau menerangkan hal itu seperti dalam kitabnya 
"Al-Ilm wal-Muta'allim."
14. Orang yang sedang solat selalu mengucapkan "Subhana rabial'ala (Maha 
Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi). Ketika berdo'a ia juga mengangkat 
tangannya dan menadahkan ke langit.
15. Otak yang sihat juga mendukung kenyataan bahwa Allah berada di 
langit. Seandainya Allah berada di semua tempat, nescaya Rasulullah SAW 
pernah menerangkan dan mengajarkan kepada para sahabatnya. Kalau Allah 
berada di SEGALA TEMPAT bererti Allah jua berada di tempat-tempat yang 
najis dan kotor. Maha Suci Allah dari anggapan itu.
[Syeikh Muhammad b Jamil Zeno; Dar-ul-Hadith Al-Khairiyah, Makkah 
Al-Mukarramah]