َفَمَن شَرَحَ اللَّـهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّـهِ ۚ أُولَـٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
Jika demikian, adakah orang yang telah dilapangkan Allah dadanya untuk menerima Islam, lalu ia tetap berada dalam cahaya (hidayah petunjuk) dari Tuhannya, (sama seperti orang yang tertutup mata hatinya dengan selaput kederhakaan)? Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang keras membatu hatinya daripada menerima peringatan yang diberi oleh Allah. Mereka yang demikian keadaannya, adalah dalam kesesatan yang nyata.
So is one whose breast Allah has expanded to [accept] Islam and he is upon a light from his Lord [like one whose heart rejects it]? Then woe to those whose hearts are hardened against the remembrance of Allah. Those are in manifest error.
Sedia menerima syariat Allah dan mengamalkannya dengan dada yang lapang dan hati yang tenang.
Yakni di atas ilmu atau pandangan yang tajam yang diberikan oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
Hatinya tidak lunak ketika mendengarkan firman Allah, tidak mau memperhatikan ayat-ayat-Nya dan tidak merasa tenang dengan mengingat-Nya, bahkan ia berpaling dari Tuhannya dan beralih kepada selain-Nya, maka bagi mereka kecelakaan yang besar.
Kesesatan apa yang lebih besar daripada kesesatan orang yang berpaling dari Tuhannya, berpaling dari kebahagiaan kepada kesesatan, hatinya keras dari mengingat Allah dan mendatangi semua yang merugikannya?
Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahawa tidaklah sama orang yang telah dibukakan Allah hatinya menerima agama Islam dengan orang yang sesat hatinya, sehingga ia mengingkari kebenaran agama Islam. Hati orang tersebut telah melihat kekuasaan dan kebesaran Allah SWT dalam keindahan dan keajaiban alam ini, lalu terbukalah hatinya menerima pancaran cahaya dari nur Ilahi. Sebaliknya orang-orang yang sesat hatinya, tidak melihat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT dalam kejadian alam ini, mereka menyangka kejadian tersebut tidak lain dari suatu proses kejadian alam itu sendiri, tanpa ada yang mengaturnya. Mereka merasa sanggup merubah atau memperbaiki proses kejadian tersebut. Hal ini disebabkan kerana kebodohan dan kedangkalan pandangan mereka sehingga hati mereka tetap tertutup, dan tidak memungkinkan masuknya pancaran nur Ilahi ke dalam hatinya. Kedua golongan orang itu tentulah tidak sama. Pada ayat yang lain Allah SWT menegaskan tentang ketidaksamaan kedua golongan orang itu. Allah SWT berfirman:
أومن كان ميتا فأحييناه وجعلنا له نورا يمشي به في الناس كمن مثله في الظلمات ليس بخارج منها
Maksudnya : "Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?."
(Surah al An'am (6) ayat 122)
Berkata Ibnu `Abbas: "Di antara orang yang telah dilapangkan Allah dadanya menerima agama Islam, ialah Abu Bakar ra diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dari Ibnu Mas'ud ia berkata:
تلا رسول الله صلى الله عليه وسلم هذه الآية فقلنا: يا نبي الله كيف انشرح صدره? قال: إذا دخل أنوار القلب انشرح وانفسح فقلنا: فما علامة ذلك يا رسول الله? قال: الإثابة إلى دار الخلود والتجافي عن دار الغرور, والتأهب للموت قبل نزول الموت (حديث أخرجه مردويه عن ابن مسعود)
Rasulullah SAW membaca ayat ini, lalu kami bertanya: "Ya Nabiyallah, bagaimana hati yang terbuka itu? Baginda menjawab: "Apabila cahaya menerangi hati, maka ia menjadi terbuka dan lapang". Kami bertanya: "Apakah tanda yang demikian itu Ya Rasulullah? Baginda menjawab: "Menghadapkan diri kepada kehidupan negeri yang abadi dan menjauhkan diri dari kehidupan negeri yang penuh tipuan dan mempersiapkan diri untuk mati sebelum kematian itu datang. "
Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dan Ibnu Umar, ia berkata:
أن رجلا قال: يا رسول الله أي المؤمنين أكيس? قال: أكثهم ذكرا للموت وأحسنهم له استعداد, وإذا دخب النور في القلب انفسخ واستوسع. فقالوا: ما أية ذلك يا نبي الله? قال: الإنابة إلى الخلود والتجافي عن دار الغرور, والاستعداد للموت قبل نزول الموت. (حديث أخرجه الترمذي عن ابن عمر)
Maksudnya : "Bahwa seorang laki-laki berkata: "Ya Rasulullah, orang mukmin yang manakah yang paling baik ? Rasulullah menjawab: "Mereka yang banyak mengingat mati dan paling banyak persiapannya untuk mati itu, dan bilamana cahaya menyinari hatinya, maka hati itu terbuka dan menjadi lapang". Para sahabat bertanya: "Apa tandanya yang demikian itu ya Nabiyallah? Nabi menjawab: "Menghadapkan diri kepada negeri yang abadi dan menjauhkan diri dari negeri yang penuh dengan tipuan dan menyiapkan diri untuk mati sebelum kematian itu datang. Adapun orang-orang yang kasar hatinya dan membatu akan mengalami kecelakaan yang besar disebabkan sikap mereka yang keras kepala tidak mau ingat kepada-Nya. Seharusnya hati mereka menjadi lembut bila nama Tuhan disebut di hadapan mereka, tetapi muka mereka hitam muram bila mendengar nama Allah disebut dan hati mereka bertambah keras membatu."
Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Ibnu Umar, ia berkata: berkata Rasulullah SAW:
لا تكثروا الكلام بغير ذكر الله, فإن كثرة الكلام بغير ذكر الله قسوة للقلب وإن أبعد الناس من الله القلب القاسي
Maksudnya : "Janganlah kamu memperbanyak pembicaraan tanpa menyebut nama Allah, kerana banyak bicara tanpa menyebut nama Allah menyebabkan hati menjadi kasar. Dan sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah ialah orang yang kasar hatinya. (Hadis Riwayat Tirmizi dari Ibnu Umar)
Pada akhir ayat ini diterangkan bahawa orang yang hatinya kasar itu adalah orang yang buta penglihatannya, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata. Setiap orang dengan mudah mengetahui keburukan mereka itu.
﴿أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلإِسْلَـمِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِّن رَّبِّهِ﴾
(Is he whose breast Allah has opened to Islam, so that he is in light from his Lord) means, is this person equal to the one who is hard-hearted and far from the truth This is like the Ayah:
﴿أَوَمَن كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَـهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِى النَّاسِ كَمَن مَّثَلُهُ فِي الظُّلُمَـتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِّنْهَا كَذَلِكَ﴾
(Is he who was dead and We gave him life and set for him a light (i.e. Belief) whereby he can walk amongst men -- like him who is in the darkness (i.e., disbelief) from which he can never come out) (6:122) Allah says:
﴿فَوَيْلٌ لِّلْقَـسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِّن ذِكْرِ اللَّهِ﴾
(So, woe to those whose hearts are hardened against remembrance of Allah!) meaning, they do not become soft when Allah is mentioned, and they do not feel humility or fear, and they do not understand.
﴿أُوْلَـئِكَ فِى ضَلَـلٍ مُّبِينٍ﴾
(They are in plain error!).
وَقَوْله تَبَارَكَ وَتَعَالَى " أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّه صَدْره لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُور مِنْ رَبّه " أَيْ هَلْ يَسْتَوِي هَذَا وَمَنْ هُوَ قَاسِي الْقَلْب بَعِيد عَنْ الْحَقّ كَقَوْلِهِ عَزَّ وَجَلَّ " أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاس كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَات لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا " وَلِهَذَا قَالَ تَعَالَى " فَوَيْل لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبهمْ مِنْ ذِكْر اللَّه " أَيْ فَلَا تَلِين عِنْد ذِكْرِهِ وَلَا تَخْشَع وَلَا تَعِي وَلَا تَفْهَم " أُولَئِكَ فِي ضَلَال مُبِين "