الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء و المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين

أهلا وسهلا بكم

إذا كانت هذه زيارتك الأولى للمنتدى، فيرجى التفضل بزيارة صفحة التعليمات كما يشرفنا أن تقوم بالتسجيل ، إذا رغبت بالمشاركة في المنتدى، أما إذا رغبت بقراءة المواضيع والإطلاع فتفضل بزيارة القسم الذي ترغب أدناه.

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه - قال: سمعت رسول الله يقول: "إن إبليس قال لربه: بعزتك وجلالك لا أبرح أغوي بني آدم مادامت الأرواح فيهم - فقال الله: فبعزتي وجلالي لا أبرح أغفر لهم ما استغفروني"



اللّهم طهّر لساني من الكذب ، وقلبي من النفاق ، وعملي من الرياء ، وبصري من الخيانة ,, فإنّك تعلم خائنة الأعين ,, وما تخفي الصدور

اللهم استَخدِمني ولاَ تستَبدِلني، وانفَع بيِ، واجعَل عَملي خَالصاً لِوجهك الكَريم ... يا الله


اللهــم اجعل عملي على تمبـلر صالحاً,, واجعله لوجهك خالصاً,, ولا تجعل لأحد فيه شيئاً ,, وتقبل مني واجعله نورا لي في قبري,, وحسن خاتمة لي عند مماتي ,, ونجاةً من النار ومغفرةً من كل ذنب

يارب يارب يارب

    KEMASKINI

    _

    _
    ALLAHUMMA YA ALLAH BERIKANLAH KEJAYAAN DUNIA AKHIRAT PADAKU , AHLI KELUARGAKU DAN SEMUA YANG MEMBACA KARYA-KARYA YANG KUTULIS KERANA-MU AAMIIN YA RABBAL A'LAMIIN “Ya Allah, maafkanlah kesalahan kami, ampunkanlah dosa-dosa kami. Dosa-dosa kedua ibu bapa kami, saudara-saudara kami serta sahabat-sahabat kami. Dan Engkau kurniakanlah rahmatMu kepada seluruh hamba-hambaMu. Ya Allah, dengan rendah diri dan rasa hina yang sangat tinggi. Lindungilah kami dari kesesatan kejahilan yang nyata mahupun yang terselindung. Sesungguhnya tiadalah sebaik-baik perlindung selain Engkau. Jauhkanlah kami dari syirik dan kekaguman kepada diri sendiri. Hindarkanlah kami dari kata-kata yang dusta. Sesungguhnya Engkaulah yang maha berkuasa di atas setiap sesuatu.”

    KEMATIAN : RAHSIA DAN PENGAJARAN



    Dalam satu hadis Rasulullah mengingatkan melalui sabdanya “Perbanyakkanlah mengingati akan sesuatu yang memisahkan ni’mat yaitu mati”. Kenapa Rasulullah menyuruh kita untuk memperbanyak ingat akan mati? Yang pertama, kerana mati adalah kepastian “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati” (QS. 3 Ali Imran : 185). “Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, walaupun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh” (QS. 4 An nisa : 78).



    Kedua kenapa Rasulullah memerintahkan kita untuk memperbanyak ingat akan mati, karena mati datangnya tanpa pemberitahuan, kalau ada orang mengatakan sakit adalah tanda akan mati maka itu belum tentu benar kerana terlalu banyak pengalaman umat manusia yang berbulan-bulan dirawat di hospital, doktor pun sudah angkat tangan, tak sanggup lagi untuk mengubati, kemudian dibawa pulang oleh keluarganya, sampai ke rumah diberi ubat-ubatan kampung lalu ia sihat dan segar kembali.

    Tetapi tidak sedikit pengalaman juga umat manusia yang paginya orang itu masih berolahraga, masih berbual bersama kita, jam 12 tengahari kita diberitahu dia meninggal dunia.

    Kematian merupakan rahsia Allah sepenuhnya, kenapa Allah merahsiakan kematian seseorang ialah agar orang itu sentiasa bersiap-sedia untuk menghadapi kematian. Dan orang yang dikatakan bersedia menghadapi kematian hanyalah mereka yang siap bekal untuk kembali kepada Allah dan bekal menghadapi kematian, disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an : “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah taqwa” (QS. 2 Al Baqarah : 197) itulah sebabnya kenapa Rasulullah memerintahkan kita agar kita banyak ingat akan mati, karena mati adalah suatu kepastian, mati datangnya tanpa pemberitahuan.

    Kemudian yang ketiga kenapa Rasulullah memerintahkan agar kita ingat akan mati, karena dibalik kematian ada kehidupan dan kehidupan itu sangat berbeza dengan kehidupan dunia sekarang ini. Di dalam Al-Qur’an dengan tegas Allah berfirman: “Dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS. 32 As-Sajdah : 5)

    Satu hari kehidupan akhirat lamanya sama dengan 1000 tahun kehidupan di dunia. “Na’udzubillahi min dzaalik” kalau ada orang lantaran dosa kesalahannya kemudian kata Allah sebelum engkau masuk ke dalam syurga engkau harus masuk terlebih dahulu ke dalam neraka selama satu hari, maka satu harinya di neraka kalau dihitung dengan harinya dunia sama dengan 1000 tahun, bagaimana dengan orang yang masuk neraka selama satu tahun berarti dia akan berada di dalam neraka selama 365000 tahun dalam hitungan dunia.

    Orang yang masuk nerakanya 50 tahun berarti dia akan berada di neraka selama 50 x 365 x 1000 tahun. Ini yang digambarkan Allah di dalam Al-Qur’an : “Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu masuk syurga, hingga unta masuk kelubang jarum” (QS.7 Al A’raf : 40). (unta masuk kelubang jarum bermakna mereka tidak akan masuk syurga sebagaimana tidak mungkinnya unta memasuki lubang jarum).

    Itulah sebabnya mengapa Rasulullah memerintahkan agar kita memperbanyak ingat akan mati, karena mati adalah suatu kepastian, mati datangnya tanpa pemberitahuan, dibalik kematian ada kehidupan yang kehidupan itu sangat berbeza dengan kehidupan dunia sekarang ini.

    Siapa saja yang selalu ingat bahawa dirinya akan mati, selalu ingat bahawa dibalik kematian dia harus pertanggung jawabkan semua yang dia lakukan sekecil apapun di muka bumi ini. Maka pastilah orang itu akan menjadi orang yang baik, atau soleh dan akan menjadi orang yang amanah, disiplin, menjadi orang yang manfaat untuk dirinya, keluarganya, dan masyarakat bangsa dan negara. Tapi sebaliknya manakala orang itu lupa dirinya akan mati, lupa bahawa dibalik kematian itu ada pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh diri kita, na’udzubillah boleh jadi orang itu akan menjalani hidup semahunya tanpa aturan apalagi aturan yang sudah digariskan oleh agama.





    Syekh Abdurahman Al-Sinjari, dalam Al-Buka min Khasyatillah, Nabi Ya’qub berdialog dengan Malaikat pencabut nyawa.
    “Aku ingin sesuatu yang harus engkau penuhi sebagai tanda persaudaraan kita,” pinta Nabi Ya’kub.

    “Apakah itu.” tanya malaikat maut.

    “Jika ajalku telah dekat, beritahulah aku.”

    Malaikat itu menjawab, “Baik, aku akan memenuhinya. Aku akan mengirimkan tidak hanya satu utusan, tapi dua atau tiga utusan.”

    Setelah itu keduanya berpisah. Hingga setelah lama malaikat itu datang kembali.

    “Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?” tanya Nabi Ya’qub.

    “Aku datang untuk mencabut nyawamu.” jawab malaikat.

    “Lalu mana ketiga utusanmu?” tanya Nabi Ya’qub lagi.

    “Sudah kukirim. Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan membungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya’qub itulah utusanku untuk setiap anak Adam.”

    Tetapi, kematian itu tidak hanya akan menimpa kepada orang-orang yang sudah lanjut usia (tua) saja, tapi semua orang baik itu bayi yang baru lahir atau belum lahir, anak-anak, remaja, dewasa samapai orang tua yang sudah jompo sekali. Pokoknya, setiap yang berjiwa baik itu manusia, hewan, tumbuhan dan lain sebagainya akan merasakan mati, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT yang artinya,

    “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…” (QS. Ali Imaran (3): 185)

    Malahan di lain ayat-Nya Allah SWT menerangkan bahwa kematian itu terjadi atas izin Allah SWT sebagai sebuah ketetapan yang telah ditentukan waktunya, sebagaimana firman-Nya,
    “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya…” (QS. Ali Imran (3): 145)

    Maka, oleh karena itu, dimanapun kita, sedang apa pun kita, kalau Allah SWT sudah menetapkan ketentuan-Nya, bahwa saat ini, menit ini, jam ini, dan hari ini kita ditakdirkan mati, maka matilah kita. Allah SWT berfirman,

    “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…” (QS. An-Nisa (4): 78)

    Kematian adalah sesuatu yang pasti akan terjadi dan akan menimapa kepada setiap yang berjiwa. Yang jadi masalah adalah tidak ada yang tahu kapan kematian itu akan menimpa. Malahan Rasulullah SAW sendiri pun tidak diberitahu oleh Allah SWT. Sehingga timbul pertanyaan didiri kita masing-masing, kenapa Allah SWT merahasiakan masalah kematian ini?

    Ada beberapa alasan yang bisa kita ambil dari dirahasiakannya kematian itu:

    1. AGAR KITA TIDAK CINTA DUNIA
    DR. Aidh Al-Qarni dalam sebuah bukunya Cambuk Hati berkata bahwa, “Dunia adalah jembatan akhirat. Oleh karena itu, seberangilah ia dan janganlah Anda menjadikannya sebagai tujuan. Tidaklah berakal orang yang membangun gedung-gedung di atas jembatan”.

    Al-Ghazali dalam bukunya Mutiara Ihya Ulumuddin menukil beberapa hadits mengenai masalah dunia diantaranya adalah:Rasulullah SAW bersabda, “Dunia itu penjara bagi orang Mukmin dan surga bagi orang kafir”.

    Dan sabdanya pula, “Dunia itu terkutuk. Terkutuklah apa yang ada di dalamnya kecuali yang ditujukan kepada Allah.”Abu Musa Al-Asy’ari berkata bahwa Raulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mencintai dunianya, niscaya ia akan membahayakan akhiratnya. Dan barangsiapa mencintai akhiratnya, niscaya ia akan membahayakan dunianya. Maka utamakanlah apa yang kekal daripada apa yang binasa.”Intinya adalah agar kita tidak cinta pada sesuatu yang pasti tiada. Jangan sampai ada makhluk, benda, harta, jabatan yang menjadi penghalang kita dari Allah SWT.

    2. AGAR KITA TIDAK MENUNDA AMAL
    Kita tidak pernah tahu kapan kita akan mati. Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun, semua dirahasiakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, kita jangan sampai menunda-nunda ibadah, dan semua amal perbuatan baik yang akan kita lakukan, tobat yang kita lakukan, maaf yang kita ucapkan.

    Syekh Ahmad Atailah dalam bukunya Mutu Manikan dari Kitab Al-Hikam mengatakan bahwa,“Penundaanmu untuk beramal karena menanti waktu senggang, adalah timbul dari hati yang bodoh.”

    Dan Syekh Ahmad Atailah juga memberikan tipsnya untuk mengatur waktu dalam kehidupan duniawi yang mana perlu diperhatikan hal-hal berikut:

    1–Utamakan kehidupan akhirat, dan jadikan hidup didunia sebagai jembatan menuju akhirat, dan jangan menunda waktu beramal.

    2–Berpaculah dengan waktu, karena apabila salah menggunakan waktu, maka waktu itu akan memenggal kita. Artinya terputus seseorang dengan waktu terputus pula amal selanjutnya.

    3–Mengejar dunia tidak akan ada habisnya, lepas satu datang pula lainnya. Amal yang tertunda karena habisnya waktu, akan melemahkan semangat untuk menjalankan ibadah. Akibatnya hilang pula wujud kita sebagai hamba Allah yang wajib beribadah.

    4–Pergiatlah waktu beramal sebelum tibanya waktu ajal.

    5–Perketat waktu ibadah sebelum datang waktu berserah.

    6–Jangan menunda amal bakti sebelum datang waktu mati.

    7–Aturlah waktu untuk beramal agar kelak tidak menyesal.

    3. AGAR MENCEGAH MAKSIAT
    Ibnu Bathal berkata: “Jihadnya seseorang atas dirinya adalah jihad yang lebih sempurna”.
    Allah SWT berfirman, “Dan adapun orang yang takut pada kebesaran Tuhan-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya” (QS. An-Nazi’at (79): 40).

    Jihad seseorang atas dirinya sendiri dapat berupa mencegah diri dari maksiat, mencegah diri dari apa yang syubhat dan mencegah diri dari memperbanyak syahwat (kesenangan) yang diperbolehkan karena ingin menikmatinya kelak diakhirat.

    Meninggalkan maksiat adalah perjuangan, sedang keengganan meninggalkannya adalah pengingkaran. Maka, untuk menghindari maksiat, tidak lain dengan menemukan jalan keluarnya, dan satu-satunya jalan keluar adalah ketaatan dan menempatkan diri pada pergaulan yang dapat terhindar dari panggilan dan godaan hawa nafsu itu sendiri.

    4. AGAR MENJADI ORANG YANG CERDAS
    Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang cerdas adalah yang merendahkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sementara orang bodoh adalah orang yang mengikuti diri pada hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan angan-angan kosong.”

    Oleh karena itu, jadilah menjadi orang yang cerdas. Karena hanya orang yang cerdaslah yang tahu bagaimana mempersiapkan mati. Mereka tahu bagaimana merubah yang fana ini menjadi sesuatu yang kekal. Misalnya, bagaimana caranya gaji yang fana ini bisa berubah menjadi kekal? Maka caranya adalah dengan mengeluarkan sebagian atau semuanya kalau memungkinkan dari gaji itu untuk tabungan akhiratnya. Dan ini merupakan investasi kita untuk masa depan kita juga.

    Sahabat-sahabat sekalian, kematian adalah sesuatu hal yang misterius yang hanya Allah saja yang tahu. Tinggal bagaimana diri kita dalam mempersiapkan diri ini untuk menghadapi kematian yang akan mendatangi kita.

    "Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam". (QS. Ali Imran (3): 102)

    Kesakitan bila nyawa dicabut oleh malaikatul maut tidak dapat dibayangkan sama sekali.

    Walau bagaimanapun Nabi ada bersabda, maksudnya: “Bahawa Rasulullah mengingatkan tentang mati dan keseksaannya, maka sabda Baginda: Iaitulah sakitnya 300 kali tetakan pedang.” 



    Bayangkanlah jika kita ditetak atau dipukul dengan kayu, rotan mahupun besi bukan banyak, cuma sekali saja, itupun sudah tidak dapat digambarkan kesakitannya. Inikan pula ditetak dengan 300x tetakan.



    Bayangkanlah sendiri. Cuba kita tanggalkan pula kuku daripada isinya, pastinya sakit tidak tertahan. Daging disiat-siat dan dilapah hidup-hidup, dahaga yang amat sangat sehingga air lautan di dunia ini tidak mampu menghilangkannya.



    Semuanya ini cuma secebis dari perbandingan kesakitan maut,malah beribu-ribu kali lebih sakitnya daripada itu.



    Oleh itu, untuk meringankan keseksaan roh ketika dicabut oleh malaikat maut, maka digariskan beberapa amalan tertentu yang perlu diamalkan. Antaranya:-



    Sebelum tidur:
    1] Bacalah surah Al-Ikhlas tiga kali
    2] Selawat ke atas Nabi
    3] Membaca tasbih

    Amalan harian:
    1] Sentiasa membaca Al-Quran
    2] Memelihara solat terutama solat fardu
    3] Menghormati (jangan bercakap) waktu azan diperdengarkan
    4] Membaca tasbih
    5] Membanyakkan sedekah
    6] Sentiasa berzikir menyebut Allah

    Amalan yang perlu dijauhi:
    1] Dusta
    2] Khianat
    3] Mengadu domba
    4] Kencing berdiri



    Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud: “Bersuci kamu sekalian dari buang air kecil kerana sesungguhnya kebanyakkan seksa kubur itu dari sebab buang air kecil.”



    Pada suatu hari malaikatul maut datang untuk bertemu dengan Nabi Idris as lalu Nabi Idris meminta agar malaikatul maut mencabut nyawanya dan kemudian Allah menghidupkannya kembali. 

    Permintaan ini dilakukan untuk Nabi Idris as mengetahui kesakitan sakaratul maut agar taqwanya lebih mendalam dan teguh lagi. Maka Allah memberikan wahyu kepada malaikatul maut supaya mencabut nyawa nabi Idris dan meninggalkan ketika itu juga. Malaikatul maut menangis dan memohon kepada Allah supaya Dia (Allah) menghidupkan kembali Nabi Idris lalu dimakbulkan Allah.



    Setelah di dapati Nabi Idris as sudah hidup kembali, malaikatul maut bertanya: “Ya saudaraku, bagaimana rasanya kesakitan maut?” Jawab Nabi Idris: “Sesungguhnya ibarat terkelupasnya kulit dalam keadaan hidup-hidup, maka rasa sakit menghadapi maut itu lebih dari 1000 kali sakitnya.” Kata malaikat maut: “Secara berhati-hati dan tidak kasar yang telah saya lakukan khusus mencabut nyawa engkau itu, belumlah pernah aku lakukan terhadap seseorang pun.”



    Diriwayatkan lagi bahawa Nabi Isa as telah menghidupkan beberapa orang yang telah mati dengan keizinan Allah. Maka sebahagian orang kafir berkata: “Sesungguhnya engkau telah menghidupkan orang-orang yang telah mati yang masih baru, yang mungkin mereka itu belum benar-benar mati. Maka cuba hidupkan untuk kami orang yang telah mati seperti zaman yang awal dulu.”



    Kata Nabi Isa as: “Cubalah kamu pilihkan?” Mereka berkata:Hidupkanlah untuk kami anak Nabi Nuh as (Sam bin Nuh).”



    Maka Nabi Isa as pergi ke kuburnya, lalu mengerjakan solat dua rakaat dan berdoa kepada Allah. Dan Sam bin Nuh dihidupkan kembali, tetapi rambut dan janggutnya sudah beruban.



    Nabi Isa as hairan kenapa jadi begitu. Berkata Sam bin Nuh: “Saya telah mendengar panggilanmu dan saya mengira hari kiamat telah tiba, maka rambut dan janggut saya berubah menjadi putih seperti ini dari sebab takutnya hari kiamat. Berkata Nabi Isa as: “Sudah berapa tahun kau meninggal dunia?” Kata Sam:



    “Semenjak 4000 tahun lalu maka belumlah hilang sakit dari sakaratul maut.”



    Betapa kerapnya malaikat maut melihat dan merenung wajah seseorang, iaitu dalam masa 24 jam sebanyak 70 kali, andainya manusia sedar hakikat tersebut, nescaya dia tidak akan lalai mengingati mati. Tetapi oleh kerana malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak melihat kehadirannya, sebab itu manusia tidak menyedari apa yang dilakukan oleh Malaikat Izrail. Justeru itu tidak hairan jika ramai manusia yang masih mampu bersenang riang dan bergelak ketawa, seolah-olah dia tiada masalah yang perlu difikir dan direnungkan dalam hidupnya.



    Walaupun dia sebenarnya adalah seorang yang miskin amal kebajikan serta tidak memiliki sebarang bekalan untuk akhiratnya, dan sebaliknya banyak pula melakukan dosa.



    Sebuah hadis Nabi s.a.w yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a, bahawa Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya: “Bahawa malaikat maut memerhati wajah setiap manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang, didapati orang itu ada yang sedang gelak ketawa. Maka berkata Izrail: Alangkah hairannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah Taala untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih berseronok-seronok bergelak ketawa.” Manusia tidak akan sedar bahawa dirinya sentiasa diperhati oleh malaikat maut, kecuali orang-orang soleh yang sentiasa mengingati mati.



    Golongan ini tidak lalai dan sentiasa sedar terhadap kehadiran malaikat maut, kerana mereka sentiasa meneliti hadis-hadis Nabi s.a.w yang menjelaskan mengenai perkara-perkara ghaib, terutama mengenai hal ehwal mati dan hubungannya dengan malaikat maut. Meskipun mata manusia hanya mampu melihat alam benda yang nyata, tidak mungkin dapat melihat kehadiran malaikat maut itu. Namun pandangan mata hati mampu melihat alam ghaib, iaitu memandang dengan keyakinan iman dan ilmu.



    Sebenarnya manusia itu sedar bahawa setiap makhluk yang hidup pasti akan mati, tetapi manusia menilai kematian dengan berbagai tanggapan. Ada yang menganggap kematian itu adalah suatu tabi’e biasa sebagai pendapat golongan atheis, dan tidak kurang pula orang yang mengaitkan kematian itu dengan sebab-sebabnya yang zahir sahaja.



    Dia mengambil logik bahawa banyak kematian disebabkan oleh sesuatu tragedi, seperti diakibatkan oleh peperangan, bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran dan juga kemalangan sama ada di udara, laut dan daratan termasuk kemalangan jalan raya. Selain itu mereka juga melihat kematian disebabkan oleh serangan penyakit yang merbahaya seperti penyakit barah, sakit jantung, AIDS, demam denggi, ta’un dan sebagainya.



    Disebabkan manusia melihat kematian hanya dari sudut sebab musabab yang lumrah, maka manusia sering mengaitkan kematian itu dengan kejadian-kejadian yang disebut di atas. Jika berlaku kematian di kalangan mereka, lantas mereka bertanya, “sebab apa si pulan itu mati, sakitkah atau kemalangankah? “.



    Tidak ramai manusia yang mengaitkan kematian itu dengan kehadiran malaikat maut yang datang tepat pada saat ajal seseorang sudah sampai, sedangkan malaikat maut sentiasa berligar di sekeliling manusia, mengenal pasti memerhatikan orang-orang yang tempoh hayatnya sudah tamat.



    Sesungguhnya malaikat maut menjalankan arahan Allah SWT dengan tepat dan sempurna, dia tidak diutus hanya untuk mencabut roh orang sakit sahaja, ataupun roh orang yang mendapat kecelakaan dan mala petaka. Jika Allah SWT menetapkan kematian seseorang ketika berlaku kemalangan, atau ketika diserang sakit tenat, maka Izrail mencabut roh orang itu ketika kejadian tersebut.



    Namun ajal tidak mengenal orang yang sihat, ataupun orang-orang mewah yang sedang hidup rehat dibuai kesenangan. Malaikat maut datang tepat pada waktunya tanpa mengira orang itu sedang ketawa riang, atau mengerang kesakitan. Bila ajal mereka sudah tiba, maka kematiannya tidak tertangguh walau sesaat.



    Walau bagaimanapun ada ketikanya Allah SWT jadikan berbagai sebab bagi sesuatu kematian, yang demikian itu ada hikmah disebaliknya.



    Misalnya sakit tenat yang ditanggung berbulan-bulan oleh seseorang, ia akan menjadi rahmat bagi orang beriman dan sabar, kerana Allah Taala memberi peluang dan menyedarkan manusia agar dia mengingat mati, untuk itu dia menggunakan masa atau usia yang ada untuk berbuat sesuatu, membetulkan dan bertaubat dari dosa dan kesilapan serta memperbaiki amalan, serta menambah bekalan untuk akhirat, jangan sampai menjadi seorang yang muflis di akhirat kelak.



    Begitu juga orang yang mati mengejut disebabkan kemalangan, ia akan menjadi pengajaran dan memberi peringatan kepada orang yang masih hidup supaya mereka sentiasa waspada dan tidak lalai dari berusaha memperbaiki diri, menambah amal kebajikan dan meninggalkan segala kejahatan. Kerana sekiranya ajal datang secara tiba-tiba pasti akan membawa sesalan yang tidak berguna. Di kalangan orang solihin menganggap bahawa sakit yang ditimpakan kepada dirinya adalah sebagai tanda bahawa Allah SWT masih menyayanginya. Kerana betapa malangnya bagi pandangan orang-orang soleh itu jika Allah SWT mengambil roh dengan tiba-tiba, tanpa sebarang amaran terlebih dahulu. Seolah-olah Allah SWT sedang murka terhadap dirinya, sebab itulah Allah SWT tidak beri amaran terlebih dahulu kepadanya. Keadaan orang itu ibarat orang yang tidak menyedari adanya bahaya di hadapannya, jika tiada amaran terlebih dahulu nescaya dia akan menjerumus ke lembah bahaya itu.



    Selain itu Allah Taala menjadikan sebab-sebab kematian itu bagi memenuhi janjiNya kepada malaikat maut, sebagaimana diriwayatkan oleh Saidina Abbas r.a dalam sebuah hadis Nabi yang panjang.

    Antara lain menjelaskan bahawa Izrail merasa kesedihan apabila dibebankan dengan tugas mencabut roh makhluk-makhluk bernyawa kerana di antara makhluk bernyawa itu termasuk manusia yang terdiri dari kekasih-kekasih Allah, iaitu para rasul a.s.w., para nabi-nabi, para wali-wali dan orang-orang solihin.



    Selain itu malaikat maut mengadu kepada Tuhan betapa dirinya tidak disenangi oleh keturunan Adam, dia mungkin dicemuh kerana dia ditugaskan mencabut roh manusia, yang akan menyebabkan orang akan berdukacita, kerana kehilangan sanak keluarga dan orang-orang yang tersayang di kalangan mereka.



    Diriwayatkan bahawa Allah SWT berjanji akan menjadikan berbagai sebab-sebab kepada kematian yang akan dilalui oleh keturunan Adam. Sehingga keturunan Adam itu akan memikirkan dan mengaitkan kematian itu dengan sebab-sebab yang dialami oleh mereka.



    Apabila berlaku kematian, mereka akan berkata bahawa si anu itu mati kerana menghidap sakit, ataupun kerana mendapat kemalangan, mereka akan terlupa mengaitkan malaikat maut dengan kematian yang berlaku itu.



    Ketika itu Izrail tidak perlu bersedih kerana manusia tidak mengaitkan kematian tersebut dengan kehadiran malaikat maut, yang sememangnya diutus oleh Allah SWT pada saat mala petaka atau sakit tenat seseorang itu bertepatan dengan ajal mereka yang sememangnya telah tiba.



    Namun pada hakikatnya bahawa ajal itu adalah ketetapan Allah, yang telah termaktub sejak azali lagi. Semuanya telah nyata di dalam takdir Allah, bahawa kematian pasti tiba pada saat yang ditetapkan. Izrail hanyalah tentera-tentera Allah yang menjalankan tugas seperti yang telah diamanahkan kepadanya.



    Walau bagaimanapun adalah menjadi hak Allah Taala untuk menentukan kematian seseorang itu sama ada bersebab atau tidak, sebagaimana yang dinyatakan pada awal tulisan ini, bahawa ada ketikanya malaikat maut datang hendak mencabut roh seseorang, tetapi manusia yang dikunjungi malaikat maut sedang dalam keadaan seronok bergelak ketawa, hingga malaikat maut merasa hairan terhadap manusia itu.



    Ini membuktikan bahawa kematian itu tidak pernah mengenal, sama ada seseorang yang sedang sakit ataupun ketika sihat dan segar bugar. Firman Allah Taala Yang bermaksud:



    “Tiap-tiap umat mempunyai ajal, maka apabila telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) mencepatkannya. “

    (Surah Al-A’raf: ayat 34)




    Rasulullah SAW diriwayatkan masih mampu memperlihat dan menceritakan kepada keluarga dan sahabat secara lansung akan kesukaran menghadapi sakaratulmaut dari awal hinggalah akhirnya hayat Baginda. Imam Ghazali rahimahullah diriwayatkan memperolehi tanda-tanda ini sehinggakan beliau mampu menyediakan dirinya untuk menghadapi sakaratulmaut secara sendirian. Beliau menyediakan dirinya dengan segala persiapan termasuk mandinya, wuduknya serta kafannya sekali cuma ketika sampai bahagian tubuh dan kepala sahaja beliau telah memanggil abangnya iaitu Imam Ahmad Ibnu Hambal untuk menyambung tugas tersebut. Beliau wafat ketika Imam Ahmad bersedia untuk mengkafankan bahagian mukanya.
    Adapun riwayat -riwayat ini memperlihatkan kepada kita sesungguhnya Allah SWT tidak pernah berlaku zalim kepada hambanya. Tanda-tanda yang diberikan adalah untuk menjadikan kita umat Islam supaya dapat bertaubat dan bersedia dalam perjalanan menghadap Allah SWT. Walaubagaimanapun semua tanda-tanda ini akan berlaku kepada orang-orang Islam sahaja manakala orang-orang kafir iaitu orang yang menyekutukan Allah nyawa mereka ini akan terus di rentap tanpa sebarang peringatan sesuai dengan kekufuran mereka kepada Allah SWT.
    Adapun tanda-tanda ini terbahagi kepada beberapa keadaan :
    Tanda 100 hari sebelum hari mati. Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya akan disedari oleh mereka-mereka yang dikehendakinya.
    Walaubagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini cuma samada mereka sedar atau tidak sahaja.
    Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu Asar. Seluruh tubuh iaitu dari hujung rambut sehingga ke hujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan mengigil.
    Contohnya seperti daging lembu yang baru disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar. Tanda ini rasanya lazat dan bagi mereka sedar dan berdetik di hati bahawa mungkin ini adalah tanda mati maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sedar akan kehadiran tanda ini.
    Bagi mereka yang tidak diberi kesedaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian , tanda ini akan lenyap begitu sahaja tanpa sebarang munafaat.
    Bagi yang sedar dengan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memunafaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.
    Tanda 40 hari sebelum hari mati Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu Asar.
    Bahagian pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya di atas Arash Allah SWT.
    Maka malaikatmaut akan mengambil daun tersebut dan mula membuat persediaannya ke atas kita antaranya ialah ia akan mula mengikuti kita sepanjang masa.
    Akan terjadi malaikatmaut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung seketika.
    Adapun malaikatmaut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.
    Tanda 7 hari
    Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan secara tiba-tiba ianya berselera untuk makan.
    Tanda 3 hari
    Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita iaitu diantara dahi kanan dan kiri.
    Jika tanda ini dapat dikesan maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti.
    Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita melihatnya dari bahagian sisi.
    Telinganya akan layu dimana bahagian hujungnya akan beransur-ansur masukke dalam.
    Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.
    Tanda 1 hari
    Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang iaitu di kawasan ubun-ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya.
    Tanda Akhir
    Akan berlaku keadaan di mana kita akan merasakan satu keadaan sejuk di bahagian pusat dan ianya akan turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian halkum.
    Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikatmaut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula.
    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

    SOLIDARITI MENERUSKAN PERJUANGAN

    INI ZAMANNYA