الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء و المرسلين، وعلى آله وصحبه أجمعين
أهلا وسهلا بكم
إذا كانت هذه زيارتك الأولى للمنتدى، فيرجى التفضل بزيارة صفحة التعليمات كما يشرفنا أن تقوم بالتسجيل ، إذا رغبت بالمشاركة في المنتدى، أما إذا رغبت بقراءة المواضيع والإطلاع فتفضل بزيارة القسم الذي ترغب أدناه.
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه - قال: سمعت رسول الله ﷺ يقول: "إن إبليس قال لربه: بعزتك وجلالك لا أبرح أغوي بني آدم مادامت الأرواح فيهم - فقال الله: فبعزتي وجلالي لا أبرح أغفر لهم ما استغفروني"
اللّهم طهّر لساني من الكذب ، وقلبي من النفاق ، وعملي من الرياء ، وبصري من الخيانة ,, فإنّك تعلم خائنة الأعين ,, وما تخفي الصدور
اللهم استَخدِمني ولاَ تستَبدِلني، وانفَع بيِ، واجعَل عَملي خَالصاً لِوجهك الكَريم ... يا الله
اللهــم اجعل عملي على تمبـلر صالحاً,, واجعله لوجهك خالصاً,, ولا تجعل لأحد فيه شيئاً ,, وتقبل مني واجعله نورا لي في قبري,, وحسن خاتمة لي عند مماتي ,, ونجاةً من النار ومغفرةً من كل ذنب
يارب يارب يارب
KEMASKINI
_
Beberapa ayat dan Tafsir Jalalain
Dan Kami turunkan hujan dari langit dengan sukatan yang tertentu, serta Kami tempatkan dia tersimpan di bumi; dan sesungguhnya Kami sudah tentu berkuasa melenyapkannya.
(Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran) berdasarkan kecukupan mereka (lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya) jika demikian mereka pasti akan mati bersama dengan haiwan ternak mereka kerana kehausan.
Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.
(Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah sebenar-benar taqwa) iaitu dengan mentaati dan bukan menderhakai, mensyukuri dan bukan mengingkari kurnia-Nya dan dengan mengingat serta tidak melupakan-Nya. Kata para sahabat, "Wahai Rasulullah! Siapakah yang sanggup melaksanakan ini?" Maka ayat ini pun dinasakh dengan firman-Nya, "Bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kemampuanmu." (dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.)
Dan mereka sekalian tetap akan berhimpun mengadap Allah (untuk dihisab pada hari kiamat); kemudian orang-orang yang lemah (yang menjadi pengikut) kepada orang-orang yang sombong takbur itu akan berkata kepada mereka (yang menjadi pemimpinnya): "Sesungguhnya kami telah menjadi pengikut kamu; maka adakah kamu dapat menolak daripada kami sedikit dari azab Allah? " Mereka menjawab: "Kalaulah Allah menunjukkan jalan selamat kepada kami, tentulah kami tunjukkan jalan itu kepada kamu. (Sekarang) sama sahaja kepada kita, sama ada kita menggelisah dan mengeluh atau kita bersabar, tiadalah sebarang jalan bagi kita untuk melepaskan diri (dari azab itu)".
(Dan mereka akan berkumpul menghadap) semua makhluk itu menghadap. Ungkapan pada ayat ini dan ayat sebelumnya memakai fi`il madhi, dimaksud untuk memberikan pengertian kepastian bahawa hal itu benar-benar akan terjadi (kepada Allah semuanya, lalu berkatalah orang-orang yang lemah) yakni para pengikut (kepada orang-orang yang sombong) yaitu orang-orang yang diikuti ("Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikut kalian) lafaz taba`an merupakan bentuk jama' dari kata tunggal tabi`un (maka dapatkah kalian menghindarkan) menolak (daripada kami azab Allah walau sedikit saja?") huruf mim yang pertama tadi bermakna lit-tabyin atau untuk menjelaskan, sedangkan huruf min pada ayat ini bermakna lit-tab`idh atau menunjukkan makna sebahagian. (Mereka berkata) orang-orang yang diikuti itu ("Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami niscaya kami dapat memberi petunjuk kepada kalian) artinya nicaya kami akan menyeru kalian ke jalan hidayah. (Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar, sekali-kali tidak mempunyai) huruf min di sini adalah zaidah (tempat untuk melarikan diri.") tempat berlindung dari azab-Nya.
"KeputusanKu itu tidak dapat diubah atau ditukar ganti, dan Aku tidak sekali-kali berlaku zalim kepada hambaKu".
(Tidaklah dapat diganti) diubah (keputusan yang ada di sisi-Ku) mengenai hal tersebut (dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku) iaitu dengan cara Aku mengazab mereka tanpa dosa; lafaz Zhallaamin bermakna seperti lafaz Dzuu Zhulmin yaitu menganiaya, demikian itu kerana ada firman lainnya yang mengatakan, "Tidak ada yang dianiaya pada hari ini." (Q.S. Al-Mukmin, 17)
Dan tidaklah harus bagi orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan - apabila Allah dan RasulNya menetapkan keputusan mengenai sesuatu perkara - (tidaklah harus mereka) mempunyai hak memilih ketetapan sendiri mengenai urusan mereka. Dan sesiapa yang tidak taat kepada hukum Allah dan RasulNya maka sesungguhnya ia telah sesat dengan kesesatan yang jelas nyata.
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang Mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang Mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada) Yakuuna dapat dibaca Takuuna (bagi mereka pilihan yang lain) (tentang urusan mereka) yang berbeza dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdullah bin Jahsy beserta saudara perempuannya yang bernama Zainab; Nabi saw. melamarnya untuk dikahwinkan kepada Zaid bin Harithah, lalu keduanya tidak menyukai hal tersebut ketika keduanya mengetahui bahawa Nabi melamar saudara perempuannya bukanlah untuk dirinya sendiri, melainkan untuk anak angkatnya iaitu Zaid bin Harithah. Akan tetapi setelah turun ayat ini keduanya menjadi rela. (Dan barang siapa menderhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata) nyata sesatnya. Kemudian Nabi mengahwinkan Zainab binti Jahsy dengan Zaid. Akan tetapi sesudah beberapa waktu dalam diri Zaid timbul rasa tidak senang terhadap isterinya itu, lalu ia berkata kepada Nabi saw. bahawa ia bermaksud untuk menalaknya. Maka Nabi saw. menjawab, "Peganglah isterimu itu di dalam pemeliharaanmu"
Itulah yang wajib dipatuhi; dan sesiapa yang menghormati hukum-hukum Allah maka yang demikian menjadi kebaikan baginya di sisi Tuhannya. Dan dihalalkan bagi kamu binatang-binatang ternak, kecuali yang dibacakan kepada kamu (tentang haramnya), maka jauhilah kekotoran syirik yang disebabkan oleh penyembahan berhala, serta jauhilah perkataan yang dusta, -
(Demikianlah) menjadi Khabar dari Mubtada yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya, yakni perintah Allah itu sebagaimana yang telah disebutkan (dan barang siapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah) iaitu hal-hal yang tidak boleh dirosak (maka itu adalah) mengagungkannya (lebih baik baginya di sisi Rabbnya) di akhirat kelak. (Dan telah dihalalkan bagi kamu sekelian binatang ternak) untuk memakannya sesudah disembelih terlebih dahulu (kecuali yang diterangkan kepada kalian) keharamannya di dalam firman yang lainnya iaitu, "Diharamkan bagi kalian memakan bangkai..." (Q.S. Al-Maidah, 3). Dengan demikian berarti Istitsna di sini bersifat Munqathi'. Dan dapat pula dikatakan Muttashil, sedangkan barang yang diharamkan adalah ditujukan kepada haiwan yang mati dengan sendirinya dan oleh penyebab-penyebab lainnya (maka jauhilah oleh kalian berhala-berhala yang najis itu) huruf Min di sini menunjukkan erti Bayan atau keterangan, maksudnya barang yang najis itu adalah berhala-berhala (dan jauhilah perkataan-perkataan dusta) perkataan yang mengandung kemusyrikan terhadap Allah di dalam bacaan Talbiyah kalian, atau yang dimaksud adalah kesaksian palsu.
(Perumpamaan) atau sifat nafkah dari (orang-orang yang membelanjakan harta mereka di jalan Allah) ertinya dalam menaati-Nya (adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh buah tangkai, pada masing-masing tangkai seratus biji.) Demikianlah pula halnya nafkah yang mereka keluarkan itu menjadi 700 kali lipat. (Dan Allah melipatgandakan) lebih banyak dari itu lagi (bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Luas) kurnia-Nya (lagi Maha Mengetahui) siapa-siapa yang seharusnya beroleh ganjaran yang berlipat ganda itu.
(Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu batalkan sedekah-sedekahmu), maksudnya pahala-pahalanya (dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan) si penerima hingga menjadi hapus (seperti orang), maksudnya seperti batalnya nafkah orang yang (menafkahkan hartanya kerana riak kepada manusia) maksudnya ingin mendapatkan pujian manusia (dan ia tidak beriman kepada Allah dan hari yang akhir) yakni orang munafik (Maka perumpamaannya adalah seperti sebuah batu licin yang bertanah di atasnya, lalu ditimpa oleh hujan lebat) (hingga menjadi licin tandas) tanpa tanah dan apa-apa lagi di atasnya. (Mereka tidak menguasai). Kalimat ini untuk menyatakan tamsil keadaan orang munafik yang menafkahkan hartanya dengan tujuan beroleh pujian manusia. Dhamir atau kata ganti manusia di sini menunjukkan jamak, mengingat makna 'alladzii' juga mencakupnya (suatu pun dari hasil usaha mereka) yang telah mereka kerjakan, maksudnya pahalanya di akhirat, tidak ubahnya bagai batu licin yang ditimpa hujan hingga tanahnya habis dihanyutkan air. (Dan Allah tidak menunjukkan orang-orang yang kafir).
Dan peliharalah diri kamu dari huru-hara hari (kiamat) yang padanya kamu akan dikembalikan kepada Allah. Kemudian akan disempurnakan balasan tiap-tiap seorang menurut apa yang telah diusahakannya, sedang mereka tidak dikurangkan balasannya sedikitpun.
(Dan takutlah akan suatu hari yang nanti kamu akan dikembalikan) dibina bagi maf`ul, sedangkan jika bagi fa`il, maka bunyinya 'tasiiruun', ertinya berjalan (kepada Allah pada hari itu), yakni hari kiamat (kemudian dipenuhkan) pada hari itu (kepada setiap jiwa) balasan terhadap (apa yang dilakukannya) baik berupa kebaikan mahupun kejahatan (dan mereka tidak akan dianiaya) dengan mengurangi kebaikan atau menambah kejahatannya.