Daripada Ibnu Umar radihiyallahu anhuma
berkata : Rasulullah s.a.w bersabda : "Jangan memperbanykkan percakapan
selain untuk berzikir kepada Allah SWT, sesungguhnya banyak bercakap selain
daripada berzikir kepada Allah itu adalah meyebabkan hati seseorang menjadi
keras. Dan sesungguhnya sejauh-
jauh manusia daripada Allah SWT itu ialah mereka
yang berhati keras." (Hadis Riwayat al-Tirmizi)
Jadi pada hakikatnya, hati yang keras
adalah hati yang tidak mudah menerima nasihat daripada orang lain. Kalau
ditegur selalu melenting dan menunjukkan rasa besar diri, pantang ditegur dan
tidak mahu menerima kebenaran yang dibawa oleh orang lain.
Hati yang keras juga akan mendorong untuk
membuat maksiat dan kejahatan, dan sangat berat untuk membaca al-Quran dan berzikir
dan sangat malas untuk melakukan ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT. Inilah
penyakit yang menimpa umat Islam akibat meninggalkan hukum-hukum Allah SWT dan
syariat Islam di muka bumi, sedangkan mereka telah dipilih untuk menjadi
khalifah Allah SWT di dunia ini.
Hati yang keras adalah hati yang berkarat.
Sesungguhnya hati itu berkarat jika tidak di didik, tidak diproses maka ia akan
kotor apatah lagi sekiranya disekeliling kita nafsu yang menguasai diri,
maksiat dan syaitan meruntun-runtun dalam jiwa. Itulah sebabnya kenapa
masyarakat kita tidak merasa sensitif dengan dosa dan maksiat. Perkara makruf
di pandang mungkar dan yang mungkar dipandang makruf , perkara ini akan berlaku
apabila hati-hati mereka telah menjadi keras dan berkarat. Nabi SAW pernah
menjelaskan bahawa hati manusia umpama besi apabila ditimpa air iannya berkarat
dan untuk menghilangkan karat perlulah banyak membaca al-Quran dan mengingati
mati.
Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Alkhudri r.a berkata: "Seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w.dan berkata: "Ya Rasulullah, nasihatilah aku." Nabi Muhammad s.a.w.bersabda: "Jagalah taqwa kepada Allah s.w.t. sebab taqwa itu menghimpunkan segala kebaikan. Dan kerjakan jihad sebab dia sebagai pertapaan bagi ummat Islam. Dan lazimilah dzikrullah dan membaca al-quran, sebab ia cahaya penerangan untukmu dibumi dan sebulatan namamu dilangit. Dan jagalah lidahmu kecuali dalam kebaikan sebab dengan itu dapat mengalahkan syaitan laknatullah."
Abul Laits berkata: "Taqwa kepada Allah s.w.t. ialah mengerjakan perintah Allah s.w.t. dan meninggalkan laranganNya, maka siapa berbuat demikian bererti telah menghimpunkan semua kebaikan. Dan jagalah lidahmu dalam kebaikan bererti katakanlah yang baik sehingga untung dan diamlah dari kejahatan sehingga selamat. Dan manusia tidak dapat mengalahkan syaitan laknatullah kecuali dengan diam, kerana itu seharusnya seorang muslim menjaga lidahnya sehingga terlindung dari syaitan laknatullah. Allah s.w.t.akan menutup auratnya."
Dan
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Umar r.a. berkataNabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Siapa yang menempeleng (memukul) hambanya maka tebusan dosanya ialah memerdekakannya dan siapa yang menjaga lidahnya Allah s.w.t. menutupi auratnya. Dan siapa yang menahan marahnya maka Allah s.w.t. akan menyelamatkannya dari siksaNya dan siapa yang minta maaf kepada Allah s.w.t. pasti Allah s.w.t. menerima permintaannya."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Siapa yang percaya (beriman) kepada Allah s.w.t. dan hari kemudian, maka harus menghormati tamunya dan harus memuliakan tetangganya dan harus berkata baik atau diam."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ya'la berkata: "Kami masuk ketempat Muhammad bin Suqah Azzahid, maka ia berkata: "Mahukah saya sampaikan kepadamu hadis yang mungkin berguna bagimu sebagaimana telah berguna bagiku?" Atha'bin Abi Rabaah berkata kepadaku: "Hai anak saudaraku, orang-orang yang dahulu dari kamu itu tidak suka bicara yang tidak perlu atau bukan kepentingannya, dan mereka menganggap tiap bicara yang tidak perlu itu sia-sia kecuali kitabullah dan amar ma'ruf dan nahi mungkar, atau keperluan kehidupan sehari-hari." Kemudian ia berkata: "Apakah kamu dapat membantah ayat (Yang berbunyi): "Wa inna alaikum lahaa fidhin kiraaman kaatibien." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya padamu ada Malaikat yang baik-baik tukang mencatat." Anil yamini wa anisysyimali qa'ied." (Yang bermaksud): "Disebelah kanan dan kiri tempat duduk." Maa yalfidzu min qaulin illa ladaihi Raaqibun Atied." (Yang bermaksud): "Tidak melepas sepatah kata melainkan ada Malaikat yang mencatat iaitu Malaikat Raqib dan Atied." Apakah tidak malu salah satu kamu bila dibuka lembaran amalnya, dunia yang utama bahkan hanya yang tidak penting dan lebih-lebihan semata-mata?"
Abul Laits dari ayahnya dengan sanadnya dari Anas bin Malik r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Empat sifat tidak terdapat kecuali pada orang mukmin iaitu:
Juga diceritakan bahawa sabda ini juga dikatakan oleh Nabi Isa a.s.
Abu Hurairah r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Sebaiknya Islam seorang itu jika dapat meninggalkan apa-apa yang bukan kepentingannya."
Lukman Al-hakim ketika ditanya: "Apakah yang dapat menyampaikan engkau ketingkat yang sedemikian itu?" Jawabnya: "Kerana benar tutur kata dan menunaikan amanat dan meninggalkan apa-apa yang bukan kepentinganku."
Abu Bakar bin Ayyasy berkata: "Empat raja mesing-masing melepaskan kalimat yang bagaikan anak panah. Raja Kisra berkata: "Saya tidak menyesal terhadap apa yang belum aku katakan dan adakalanya menyesal terhadap apa yang terlanjur saya katakan." Raja Cina berkata: "Selama saya belum melepaskan kalimat maka tetap saya mengusainya tetapi jika keluar maka ia memiliki aku." Raja Kaisar berkata: "Saya lebih mudah menahan apa yang belum saya katakan dan tidak dapat mengembalikan apa yang telah aku katakan." Raja India berkata: "Sungguh hairan dari orang yang mengatakan satu kalimat jika dituntut berbahaya dan jika tidak dituntut tidak berguna."
Arrabie' bin Khaitsam biasa jika pergi mengambil kalam dan kertas dan tiada berkata sepatah katapun melinkan dicatat kemudian petangnya diperbaiki dirinya.
Abul Laits berkata: "Demikianlah perbuatan orang zahid, mereka menjaga benar-benar lidah dan memperhitungkan diri didunia. Dan demikian seharusnya seorang muslim mengadakan perhitungan amalnya selama masih didunia sebelum diperhitungkan diakhirat, sebab hisab perhitungan dunia jauh lebih ringan dari hisab perhitungan diakhirat."
Ibrahim Attaimi berkata: "Seorang kawan dari Arrabi' bin Khaitsam berkata: "Saya telah berkawan dengan Arrabi' selama dua puluh tahun, maka belum mendengar daripadanya satu kalimat yang dapat disalahkan (dicela)."
Musa bin Saied berkata: "Ketika Alhusein bin Ali r.a. terbunuh maka ada orang berkata: "Mungkin hari ini Arrabi akan berbicara." Maka ia pergi ketempat Arrabi dan memberitahu bahawa Alhusein r.a. terbunuh, maka Arrabi segera melihat kelangit sambil berdoa (Yang berbunyi): "Allahumma faa thirassamawati wal ardhi aalimal ghoibi wasysyahadati anta tahkumu baina ibaadika fima kaanu fihi yakh talifun." (Yang bermaksud): "Ya Allahyang mencipta langit dan bumi, yang mengetahui semua yang ghaib dan terang, Engkau yang menghukum semua hambaMu dalam semua yang mereka perselisihkan, dan tidak lebih dari itu."
Seorang cendikiawan (Haliem) berkata: "Enam macam menunjukkan kebodohan iaitu:
Marah tidak pada tempatnya, seperti marah pada seseorang, binatang atau lain-lainnya
Bicara yang tidak berguna kerana itu seharusnya seorang yang berakal tidak bicara kecuali jika penting dan berguna
Pemberian yang tidak pada tempatnya seperti memboros harta atau memberi kepada orang yang tidak akan berguna baginya
Membuka rahsia pada semua orang
Tidak membezakan antara kawan dengan lawan kerana itu harus mengetahui siapa musuh dan siapa kawan. Kawan untuk ditaati dan musuh untuk diawasi dan musuh yang utama ialah syaitan laknatullah, yang benar-benar harus dijauhinya.
Nabi Isa a.s. berkata: "Tiap kalimat yang bukan dzikrullah itu lelehan (laghu) dan tiap diam yang tidak untuk berfikir, maka itu kelalaian dan tiap pandangan yang bukan perhatian, maka itu permainan, maka untung orang yang perkataannya dzikrulllah dan diamnya untuk berfikir dan pandangannya itu perhatian dan pengertian."
Al Auza'i berkata: "Orang mukmin itu sedikit bicaranya dan banyak bekerja dan orang munafiq itu banyak berbicara dan sedikit kerja (amal)."
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Lima sifat yang tidak ada pada orang munafiq iaitu:
Yahya bin Aksam berkata: "Tiada seorang yang baik perkataannya melainkan akan tampak dalam semua amalnya dan tiada rosak perkataan seseorang melainkan akan tampak dalam semua amal perbuatannya."
Lukman Alhakiem berkata kepada anak lelakinya: "Hai anak, siapa yang bersahabat pada seorang yang jahat tidak selamat dan siapa yang masuk ditempat yang jelek tertuduh dan siapa yang tidak dapat menahan lidahnya menyesal."
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Untung orang yang dapat menguasai lidahnya dan jinak dirumahnya dan menangisis dosa-dosanya."
Abul Laits berkata: " Ayahku meriwayatkan dengan sanadnya dari Alhasan Albashri berkata: "Sesungguhnya lidah orang yang bijaksana itu dibelakang hatinya, sehingga bila ia akan berbicara difikir benar-benar dalam hatinya jika baik maka dikatakannya dan jika berbahaya maka ditahannya, dan orang yang bodoh akalnya dihujung lidahnya, apa yang akan dikatakan langsung dikatakannya. (Yakni tidak difikir baik buruknya)
Abul Laits berkata: "Ayahku meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Dzar Alghifari r.a. berkata: "Ya Rasulullah, apakah yang tersebut dalam shuhuf Ibrahim a.s?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Didalamnya ada contoh-contoh dan nisahat-nasihat seperti: "Seharusnya seorang yang berakal selama tidak terbalik akalnya menajga lidahnya, mengetahui keadaan masanya, rajin pada urusannya. Dan siapa yang menganggap bicara itu termasuk amalnya maka sedikit bicara kecuali jika penting (perlu)."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: "Saya telah mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Seharusnya seorang yang berakal itu tidak tekun kecuali dalam tiga macam iaitu:
Usaha untuk keperluan hidupnya
Beramal untuk hari kemudian
Bersuka-suka yang tidak haram
Nabi Muhammad s.a.w. juga berkata: "Seorang yang berakal harus dapat mempergunakan waktu siang dalam empat waktu iaitu:
Waktu untuk munajat kepada Allah s.w.t.
Waktu untuk memperbaiki diri
Waktu untuk mempelajari ilmu dari orang yang dapat menasihat dan menerangkan kepadanya dalam urusan agamanya
Waktu untuk memuaskan nafsunya yang halal dan baik
Juga ia berkata: "Seharusnya seorang yang berakal selalu memperhatikan urusannya dan mengenal orang-orang dimasanya. Dan menjaga kemaluan dan lidahnya." Abul Laits menyebut bahawa kalimat-kalimat ini tersebut dalam Hikmat Nabi Daud a.s.
Anas bin Malik berkata: "Luqman Alhakiem ketempat Nabi Daud a.s. sedang Nabi Daud a.s. membuat baju besi untuk perang, maka Luqman kagum melihat Nabi Daud a.s. bekerja dan akan menanya tetapi tertahan oleh hikmatnya sehingga tidak bertanya dan ketika telah selesai dicuba baju itu olehNabi Daud a.s. sambil berkata: "Sebaik-baik baju besi untuk perang, dan baik pula yang mengerjakannya." Lalu disambut oleh Luqman: "Diam itu himat tetapi sedikit yang dapat melaksankannya."
Seorang pujangga berkata (Yang berbunyi): "Al ilmu zainun wassukutu salamatun, fa idza nathaq ta falaa takun miktsaara. Maa min nadimta ala sukutika marratan walaqad nadimta alal kalami miraara" (Yang bermaksud): "Ilmu itu perhiasan dan diam itu keselamatan, maka bila engkau berkata-kata maka jangan banyak-banyak. Jika engkau menyesal kerana diam satu kali, maka sungguh engkau akan menyesal kerana bicara berulang kali."
Dilain riwayat pula dikatakan bahawa Luqman sabar tidak menanya itu hingga satu tahun lamanya. Seorang pujangga berkata: "Yamutul fata min atsratin bilisanihi, walaisa yamutul mar'u min ats ratirrijli." (Yang bermaksud): "Seorang akan mati kerana tergelincir lidahnya dan tidak ada orang mati kerana tergelincirnya kaki." dan kata pujangga juga berbunyi: "Laa tanthiqanna bimaa karihta fatubbamaa nathaqallisaanu bihaaditsin fayakuun." (Yang bermaksud): "Jangan mengucapkan apa yang tidak engkau suka sebab kemungkinan lidah itu mengucapkan sesuatu maka terjadi apa yang dikatakan itu."
Humaid bin Abbas berkata: "La'amruka maa syai'un alimtu makanahu, ahaqqa bisijnin min lisaanin mudzallali. Ala fika mimma laisa ya'nika sya'nuhu, biquflin watsiqin haitsu kunta ilaihi sahmu hatfin mu'ajjali. Walasshamtu kahirun min kalaamin mumazihin, fatun shaamitan taslam wa in kunta abqhadh tal baghidha fa'ajmili. Fainnaka laa tadri mata anta mubghidhun habibaka au tahwa baghidhaka fa'qili." (Yang bermaksud): "Demi sesungguhnya tiada sesuatu yang saya ketahui tempatnya, sangat layak untuk dipenjarakan seperti lidah yang sangat lemas. Yang ada dimulutmu kau penjara dari segala yang bukan kepentinganmu dengan kunci yang kuat sebab adakalanya kalimat itu keluar dari seorang bergurau tetapi membawa panah yang menyebabkan mati dengan segera. Dan diam itu tetap lebih baik dari kalimat yang bergurau, maka jadilah engkau seorang pendiam supaya selamat dan bila berkata maka harus adil. Dan jangan sebarangan terhadap kawan dan bila kau membenci maka engkau akan membenci maka sedang-sedang saja sebab engkau tidak mengetahui bilakah engkau akan membenci kekasihmu atau sayang pada yang kau benci, kerana itu hendaklah engkau berakal."
Seorang cendikiawan berkata: "Diam mengandungi tujuh ribu kebaikan dan tersimpul dalam tujuh kalimat dalam tiap kalimat seribu iaitu:
Diam itu ibadat tanpa susah payah
Perhiasan tanpa berhias
Kehebatan tanpa kerajaan
Benteng tanpa pagar
Kekayaan tanpa minta maaf kepada orang
Istirehat bagi kedua Malaikat pencatat amal
Menutupi segala aib
Juga disebut bahawa diam itu keindahan bagi orang alim dan penutup bagi yang bodoh.
Seorang cendikiawan berkata: "Jasmani anak Adam terbahagi kepada tiga iaitu:
Dan Allah s.w.t. telah memuliakan masing-masing dengan kemuliaan sendiri-sendiri, memuliakan hati dengan ma'rifat dan tauhid. Dan memuliakan lidah dengan kalimat syahadat iaitu Laa ilaha illah dan membaca al-quran dan memuliakan semua anggota badan dengan sembahyang, puasa dan lain-lain cara ibadat. Dan Allah s.w.t. menyerahkan masing-masing itu pada pengawas dan pengawal. Maka hati diawasi oleh Allah s.w.t. sendiri sehingga tiada yang mengetahui apa yang ada didalam hati perasaan kecualiAllah s.w.t. sendiri dan lidah diserahkan kepada Malaikat Raqib dan Atied. Ayat yang berbunyi: "Maa yal fidhu min qaulin illa ladaihi Raqib Atied." (Yang bermaksud): "Tidak melepas sepatah kata melainkan padanya pencatat Raqib dan Atied." Dan anggota badan lain diserahkan kepada perintah dan larangan dan masing-masing diminta menepati dan jujur. Maka kejujuran hati iaitu tetap beriman tanpa hasud, iri hati atau kianat dan tipu daya. Dan kejujuran lidah tidah ghibah, dusta dan tidak membicarakan apa-apa yang bukan kepentingannya. Dan kejujuran anggota badan tidak digunakan untuk maksiat dan tidak menggangu orang muslim. Maka siapa tidak jujur hatinya bererti munafiq dan siapa yang tergelincir lidahnya maka ia kafir dan siapa tergelincir anggota badannya maka ia maksiat (berdosa)."
Alhasan berkata: "Umar bin Alkhaththab r.a. melihat pemuda maka ia berkata: "Hai pemuda, jika engkau menjaga bahaya tiga macam maka engkau terhindar dari bahaya kepemudaanmu (remaja) iaitu: "In wuqita syarra laglaqika wadzab dzabika wa qabqabika." (Yang bermaksud): "Jika engkau menjaga bahaya lidahmu dan kemaluanmu dan perutmu."
Luqman Alhakiem seorang hamba sahaya dari Habasyah (Eftiophia) dan pertama yang tampak dari hikmatnya iaitu ketika majikannya menyuruhnya menyembelih kambing dan minta kepadanya supaya diberikan kepadanya sebaik-baik apa yang ada dikambing itu, maka ia menghidangkan kepada majikannya hati dan lidah. Kemudian dilain hari disuruh menyembelih kambing dan minta dihidangkan apa yang paling busuk dari bahagian kambing itu, maka ia menghidangkan hati dan lidah. Maka ditanya majikannya: "Saya minta yang terbaik, maka kau hidangkan lidah dan hati dan kini saya minta yang paling busuk dari anggota kambing maka engkau hidangkan hati dan lidah juga?" Jawab Luqman: "Didalam badan tidak ada yang lebih baik dari kedua anggota ini jika baik dan tidak ada yang lebih busuk jika rosak dan busuk."
Nabi Muhammad s.a.w. ketika mengutuskan Mu'adz r.a. ke Yaman. Mu'adz berkata: "Ya Rasulullah, nasihatilah aku." Maka Nabi Muhammad s.a.w. menunjukkan lidahnya iaitu jagalah lidahmu, nampaknya Mu'adz menganggap itu remah, maka ia berkata: "Ya Nabiyullah, nasihatilah aku." Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Celaka engkau. Apakah engkau kira orang-orang akan terjerumus dalam neraka jahannam itu kerana mukanya, tidak lain hanya hasil dari lidahnya."
Alhasan Albashri berkata: "Siapa yang banyak bicaranya banyak salahnya dan siapa yang banyak hertanya banyak dosanya dan siapa busuk akhlaknya menyiksa dirinya sendiri."
Sufyan Atstsauri berkata: "Bila saya melempar seorang dengan anak panah maka itu lebih baik bagiku daripada melemparnya dengan lidahku sebab lemparan lidah tidak pernah luput tetapi lemparan anak panah sering luput."
Abu Said Alkukhudri r.a. berkata: "Tiap pagi anggota badan anak Adam berpesan kepada lidah: "Hai lidah, kami tuntut engkau dengan namaAllah s.w.t., jujur-jujurlah sebab bila engkau jujur maka selamat kami semua dan bila engkau curang maka kami celaka."
Abu Dzar Alghifari r.a. berdiri dimuka Kaabah lalu berkata: "Ingatlah yang sudah mengenal aku maka cukuplah dan siapa yang belum kenal maka aku Jundub bin Junadah Alghifari (Abu Dzar), sila kamu mendekat kepada kawan yang akan menyampaikan nasihat dan sayang kepadamu." Maka mendekat orang-orang kepadanya dan berkumpul disekitarnya, lalu ia berkata: "Hai semua manusia, siapa yang akan pergi-pergi didunia ini, maka ia pergi kecuali dengan bekal, maka bagaimana seorang yang berlayar pergi keakhirat tanpa bekal?" Lalu mereka bertanya: "Apakah bekal kami, hai Abu Dzar?" jawabnya: "Sembahyang dua rakaat ditengah malam untuk menghadapi gelap dikubur dan puasa dimusim panas untuk mengahdapi hari bangkit dari kubur dan sedekah kepada orang miskin supaya selamat dari siksa disaat yang sukar dan haji untuk menghadapi bahaya-bahaya yang besar dan jadikanlah sunia ini dua tempat (majlis), majlis untuk mencari dunia dan majlis untuk akhirat dan yang ketiga berbahaya dan tidak berguna. Dan jadikan perkataan itu hanya dua kalimat, satu kalimat yang berguna dalam urusan duia atau kalimat yang kekal diakhirat, dan yang ketiga berbahaya dan tidak berguna, Dan jadikan harta itu dua macam, yang satu belanjakan untuk anak keluarga dan yang satu untuk tabungan akhirat dan yang ketiga berbahaya dan tidak berguna." Kemudian Abu Dzr mengeluh: "Aah, saya telah terbunuh oleh kerisauan terhadap satu hari yang tidak dapat saya kejar." Maka ditanya: "Apakah yang kau maksudkan?" Jawabnya: "harapan dan angan-anganku melebihi dari batas ajalku sehingga tidak dapat beramal (aku malas beramal)."
Nabi Isa a.s. berkata: "Jangan banyak bicara selain dzikir kepadaAllah s.w.t. sebab banyak bicara menyebabkan beku hati dan hati yang beku itu jauh dari Allah s.w.t. tetapi engkau tidak mengetahui."
Setiap manusia dilahirkan mempunyai hati.
Samaada hati itu hidup atau mati bergantung kepada pemilih hati itu sendiri.
Jika ia berusaha mengenali Allah s.w.t dan mencari kebenaran maka hatinya akan
jadi baik. Sebaliknya jika ia menjauhkan diri dengan Allah s.w.t dan melanggar
perintah dan larangan-Nya maka hatinya akan menjadi sakit. Inilah kelebihan
manusia daripada haiwan-haiwan iaitu mempunyai hati yang dapat mengenal Allah
dengan sebenarnya hingga ia menjadi hamba Allah yang benar-benar takutkan
Allah.
Ini di firmankan Allah s.w.t. yang
bermaksud : "Apabila disebut nama Allah,gementarlah hati-hati
mereka".
Hati yang terang-benderang begini dimiliki
oleh para orang muttaqin, muhlisin, muqarrobin dan solehin. Hati mereka nampak
dan kenal betul sifat-sifat keagungan Allah. Sebab itu mereka dapat benar-benar
menghambakan diri kepada Allah s.w.t. Sebaliknya ada juga manusia yang hatinya
gelap (buta) tidak nampak dan tidak kenal Allah.
Ini juga ada difirmankan oleh Allah s.w.t
maksudnya :
"Adakah orang yang mengetahui
bahawasanya apa yang diturunkan kepadamu
daripada Tuhanmu itu benar sama
seperti orang yang buta (mengetahui) ? Hanyalah orang-orang yang berakal sahaja
yang dapat mengambil pelajaran."
Firman Allah s.w.t.lagi maksudnya :
"Mereka itulah orang-orang yang hatinya,
pendengarannya dan penglihatannya telah dikunci oleh Allah dan mereka itulah
orang orang yang lalai"
Dari Umar bin Al Khattab, Rasulullah s.a.w.
bersabda yang bermaksud:
"Cap penutup hati tergantung di kaki
Arasy maka bila larangan Allah dilanggar dan yang diharamkan-Nya dianggap
halal, Allah mengirim cap penutup hati ini lalu hati para pelanggar dikenakan
cap ini".
Bila hati sudah buta, sudah dikunci mati
oleh Allah s.w.t., tidak dapat lagilah ia mengenal Allah. Begitulah hati
orang-orang kafir dan munaflk yang menyebabkan mereka menolak kebenaran.
Walaupun kita sebagai umat Islam, ada juga dikalangan kita hatinya masih buta.
Buktinya ialah kita masih tergamak membuat dosa (kecil atau besar). Orang yang
masih buat dosa ialah orang yang tidak takutkan Allah . Orang yang tidak
takutkan Allah . ialah orang yang tidak kenal siapa Allah . Tidak kenal Allah
ialah lantaran kerana hati telah buta.
Sabda Rasulullah s.a.w. maksudnya :
"Sesungguhnya seorang Mukmin apabila melakukan dosa terjadilah satu bintik
hitam di hatinya, maka jika dia bertaubat dan berusaha membuangnya selamatlah
hatinya, dan kalau bertambah dosanya bertambahlah terkunci hatinya."
Sabda baginda lagi yang maksudnya:
"Orang yang membuat satu dosa
hilanglah sebahagian akalnya untuk tidak kembali lagi selama-lamanya."
Kalau mata kita buta, kita tidak dapat
melihat, tidak mengenal malah tidak dapat berjalan lagi. Begitulah kalau hati
buta, kita tidak dapat mengenal Allah dan tidak dapat menempuh jalan syariat
lagi. Kita tidak takut, tidak redha, tidak tawakkal, tidak yakin, tidak
berharap kepada Allah, tidak cinta, tidak yakin dengan janji-Nya iaitu Syurga,
Neraka, Hari Hisab, seksa kubur, dan lain-lain lagi. Dan bila amalan itu tidak
ada di hati kita maka datanglah penyakit hati.
Firman Allah s.w.t.maksudnya :
"Dalam hati mereka ada penyakit lalu
ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka seksa yang pedih disebabkan mereka
berdusta."
Mereka akan terseksa di dunia dan di
akhirat. Di dunia mereka kecewa, putus asa, keluh kesah, tidak tenang. Di
akhirat lagi pedih. Antara penyakit hati yang Allah s.w.t. maksudkan itu ialah
hasad dengki, dendam, buruk sangka, tamak, cinta dunia, bakhil, pemarah,
penakut, riak, ujub dan sombong.
Bersabda Rasulullah s.a.w. maksudnya :
"Dalam diri anak Adam itu ada seketul daging. Bila baik daging itu baiklah
seluruhanggota dan seluruh jasad. Bila jahat dan busuk daging itu jahatlah
seluruh jasad. Ketahuilah, itulah hati".
(Hadis Riwayat Bukhuri dan Muslim)
Masaalah besar penyakit manusia adalah
penyakit hati.Bila hatinya rosak , kotor, sakit dan berselaput maka akan
rosaklah seluruh anggota manusia yang lain.
Terdapat beberapa sebab kenapa hati boleh
terhijab . Perkara-perkara tersebuat adalah seperti berikut :
Pertama : Memakan makanan yang haram atau
syubahat :
Bersabda Rasulullah s.a.w. bermaksud:
"Hati itu ditempa dengan apa yang
dimakan".
Memakan makanan yang haram bukan sahaja
hati menjadi terhijab tetapi do'a seseorang juga tidak dimakbulkan oleh Allah
s.w.t.
Daripada Abu Hurairah r.a. meriwayatkan,
katanya Rasulullah s.a.w. bersabda maksudnya : "Sesungguhnya Allah itu
baik. Dia tidak menerima melainkan yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan
orang mukmin dengan apa yang diperintahkan kepada sekalian rasul dengan
firman-Nya (seperti yang tersebut dalam hadis yang bermaksud) : Wahai sekalian
rasul, makanlah makanan yang baik dan beramallah dengan amalan yang soleh.
Firman-nya lagi : Wahai sekalian orang yang beriman! Makanlah makanan yang baik
yang telah kami beri rezeki kepada kamu. Kemudian baginda menyebutkan seorang
lelaki yang jauh perjalanannya, kusut masai rambutnya, dan berdebu mukanya
menghulurkan kedua tangannya ke langit (berdoa) Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku!
Padahal makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya haram dan (mulutnya)
disuapkan dengan yang haram. Maka bagaimanakah akan diperkenankan doanya."
(Hadis Riwayat Muslim)
Antara langkah-langkah yang perlu diambil
untuk mengelak dari makanan yang haram ialah:
1. Jangan makan benda yang zatnya jelas
haram seperti arak atau makanan yang dicampur arak atau daging yang tidak
disembelih.
2.Jangan makan makanan yang bernajis sama
ada sifatnya najis (kerana dibuat dari bahan yang tidak halal) atau kerana cara
menyucinya tidak betul yakni tidak menurut syariat, menjadikan ia tetap najis
(tetap tidak halal).
3. Jangan makan daging sembelihan yang
tidak halal dan pembersihannya tidak menurut syariat.
4.Jangan makan makanan yang dibeli dengan
duit yang haram (sekalipun makanan itu halal). Duit yang haram adalah seperti
rasuah, duit riba, duit curi dan tipu.
5.Jangan kita makan dari usaha yang haram
seperti riba, pelacuran, judi, nombor ekor dan lain-lain. Adapun makanan
syubahat ialah makanan yang kita ragui halal atau haram dan duit syubahat ialah
duit yang sumbernya kita ragui halal atau haram. Kedua-dua makanan dan duit
yang syubahat itu wajib dielakkan supaya kita berpeluang memperolehi kejernihan
‘batin untuk
mengenal Allah dengan pengenalan yang sebenarnya.
Hari ini banyak makanan di kedai-kedai
makanan yang menulis perkataan “HALAL” dan “ISLAM” untuk tanda perniagaan mereka. Kita harus hati-hati juga sebab
orang bukan Islam telah menyalahgunakan perkataan "HALAL” dan “ISLAM” itu untuk
keuntungan perut dan poket mereka sahaja. Mereka tidak langsung takut pada
Allah s.w.t. kerana mereka bukan orang beriman dan tidak ingin untuk mencari
keredhaan-Nya.
Kedua :Makanan halal tetapi
berlebih-lebihan di dalam pemakanan.
Rasulullah s.a.w. maksudnya :"Wadah
yang paling dibenci oleh Allah ialah perut yang penuh dengan makanan yang
halal".
Allah s.w.t. benci kepada perut yang penuh
dengan makanan sebab perut yang ketat itu akan melemahkan kegiatan hati yakni
tidak kuat untuk memandang pada alam ghaib. Bila hati lemah maka manusia jadi
lalai dan malas (mahu tidur sahaja). Malas beribadah dan mudah terjebak dalam
maksiat. Atas dasar inilah para solafussoleh hanya sedikit makannya.
Rasulullah s.a.w. selalu berlapar perut.
Baginda pernah meletakkan batu di perut dan kemudian mengikat perut baginda
dengan kain agar dengan itu tidak terasa kekosongan perut yang memang kosong.
Baginda jarang kenyang. Tiga hari berlapar, satu hari kenyang. Dan selalunya
satu hari baginda berpuasa, satu hari berbuka.
Nabi Sulaiman a.s yang kaya-raya itu juga
begitu hidupnya. Selalu berpuasa dan kalau makan hanya roti kering dan air
sejuk.
Nabi Yusuf a.s ketika menjadi menteri Mesir
pun sehari puasa sehari berbuka. Bila ditanya mengapa baginda berbuat begitu,
jawabnya, “Di hari aku lapar, aku dapat merasa aku adalah hamba yang memerlukan
pertolongan Allah. Di hari aku kenyang aku dapat bersyukur pada Allah s.w.t.
yang memberikan rezeki.”
Begitulah cara hidup Nabi-Nabi dan
Rasul-Rasul, orang-orang muqarrobin dan orang-orang soleh. Mereka berjuang
dengan nafsu untuk membersihkan hati supaya merasa diri sebagai hamba Allah
yang lemah dan hina dina. Dan cara hidup mereka itulah yang wajib kita contohi.
Kita mesti sentiasa berperang dengan nafsu yang sentiasa mengajak kita lalai
dari Allah.
Mari kita ubati hati kita dengan cara
mengurangkan makan.
Hidangan makanan kita janganlah lebih dari
dua jenis lauk. Ini adalah amalan Sayidina Umar. Beliau tidak makan lebih dari
dua jenis lauk. Sebab bila lauk sudah bermacam-macam jenis, nafsu kita tambah
besar untuk merasa semua jenis lauk.
(contoh sayur dan ikan, atau sayur dan ayam
dll jangan campur ayam, daging, telor , udang dan sotong dalam satu hidangan)
Makanan itu biarlah sederhana, jangan
terlalu sedap. Sebab kalau terlalu sedap kita tidak mampu mengawal nafsu dari
makan lebih.
Ketiga : Pandangan dan Pendengaran yang
Haram.
Telah sepakat orang-orang kita mengatakan: “Dari mata
turun ke hati.” Ertinya hasil dari pandangan (termasuk pendengaran) bukan setakat
di mata dan telinga tetapi akan bersambung dan berkesan ke hati. Kalau apa yang
kita pandang dan dengar itu baik, maka hati kita akan menerima kebaikannya.
Sebaliknya kalau yang kita pandang dan dengar itu maksiat dan mungkar (haram),
maka hati kita akan bersalut kejahatan dan kemungkaran itu.
Allah s.w.t menyuruh lelaki beriman supaya
menundukkan pandangan matanya kepada wanita yang bukan mahram, begitu juga
Allah s.w.t menyuruh wanita beriman supaya menundukkan pandangan mereka kepada
lelaki yang bukan mahram. Hikmah arahan ini adalah supaya mereka akan merasa
kemanisan iman dan terpelihara hati mereka daripada cenderung kepada
kemungkaran.
Firman Allah s.w.t maksudnya :
"Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki yang beriman supaya
mereka menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan
memelihara kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka
sesungguhnya Allah Amat Mendalam PengetahuanNya tentang apa yang mereka
kerjakan".
Firman Allah s.w.t maksudnya : "Dan
katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan
mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka dan
janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir
daripadanya..."
Hati yang sentiasa menerima pandangan dan
pendengaran yang mungkar ialah hati yang gelap pekat, buta dari melihat
keagungan Allah. Hati itu tidak lagi takut pada Allah s.w.t., malah hilang
cinta dan rindu pada Allah s.w.t
Kalau setiap hari hati kita terisi dengan
zikrullah, bacaan al Quran, puasa, sembahyang sunat, membaca kitab dan
mendengar pengajian agama, hati kita akan lembut, terasa indah dalam beribadah
kepada Allah, rindu kepada kebaikan, benci dan takut kepada dosa.
Mari kita ubati hati kita dengan
membataskan pandangan dan pendengaran hanya kepada apa yang boleh mengingatkan
kita kepada Allah, takut pada-Nya dan untuk berbakti pada-Nya.
Antara langkah-langkah yang patut diambil
ialah:
1. Banyakkan membaca Al Quran dan
terjemahannya, hadis dan kitab-kitab serta buku-buku agama termasuk majalah dan
risalah yang berunsur dakwah. Dalam masa yang sama, elakkan daripada membaca
buku-buku khayal, majalah hiburan dan akhbar-akhbar yang kosong dari kebenaran.
2. Selalu mengunjungi masjid, tempat
pengajian agama, majlis dakwah, tahlil dan zikrullah dan elakkan dari
tempat-tempat maksiat, majlis-majlis sosial liar (percampuran bebas) dan keluar
rumah tanpa tujuan. Sebab di luar banyak pandangan dan pendengaran yang membawa
kepada maksiat serta elakkan dari bergaul dengan kawan yang mengajak kita
kepada maksiat.
3. Menziarahi orang-orang soleh, sebab
dengan melihat mereka, dapat memberi kekuatan.
4. Ingat mati, kerana selalu mengingati
mati akan melembutkan hati.
1.Perbanyaklah Amal Kebaikan
Nafsuku padam tatkala ubun-ubunku menyala.
Malamku gelap gelita ketika bintang bersinar terang. Wahai burung hantu yang
hinggap di atas ubun-ubunku! Ketika burung gagak terbang dariku, kau kunjungi
daku dan kau lihat tubuhku semakin rapuh. Memang setiap tempat yang kau
kunjungi bererti itulah tempat-tempat kerapuhan.
Masihkah dapat kunikmati manisnya hidup,
meskipun rambutku semakin menipis dan ubanku semakin menyebar, sulit untuk
disemir ? Ketika usia senja seseorang telah datang dan rambutnya semakin
memutih, hendaknya dia segera menumpas keseronokan serta kekejian hari-harinya
dengan kebaikan.
Tinggalkanlah perkara-perkara yang buruk !
Kenapa hal itu haram dilakukan oleh orang yang bertaqwa. Dan tunaikanlah zakat
atas kedudukan atau jawatanmu, kerana zakat tersebut sama dengan zakat harta
bila telah sampai nisabnya.
Berlaku baiklah kepada orang lain. Kerana
dengan begitu, kelak engkau akan dapat menguasai manfaat kepada orang lain.
Jangan berjalan di atas bumi dengan penuh
keangkuhan. Ketahuilah bahawa tidak lama lagi bumi ini akan menelanmu.
Barangsiapa sedang mencicipi dunia, di
situlah aku pernah merasakan pahit getirnya kehidupan. Bagiku dunia adalah tipu
daya dan penuh berisi kedustaan, bagaikan fatamorgana di tengah padang sahara.
Dunia tidak ubahnya bagaikan bangkai-bangkai busuk yang hanya anjing-anjing
kelaparan yang mahu mendekatinya. Jika engkau menjauhi dunia, kelak engkau akan
terselamat dari kekotorannya. Tapi, jika engkau dekati dunia, maka engkau akan
diserang oleh anjing-anjingnya.
Berbahagialah orang-orang yang kukuh asas
imannya dan menutup diri dalam kesucian jiwa.
Jika aku dicaci maki oleh orang yang hina,
itu petanda bahawa darjatku akan bertambah. Kerana tidak akan muncul keaiban
kecuali akibat perbuatan seseoranng. Jika jiwaku belum menjadi mulia atas dunia
akan kutetapkan ia di kalangan orang-orang yang hina. Jika semua usahaku
kuniatkan hanya untuk kepentinganku sendiri, maka engkau akan menemukan diriku
memiliki banyak kesempatan untuk itu. Tetapi, aku berusaha melakukan sesuatu
untuk kepentingan kawan-kawanku. Sungguh merupakan suatu cela atas orang yang
kenyang, sementara dia membiarkan kawan-kawannya kelaparan.
Suatu ketika aku pernah mendapat penghinaan
dari orang bodoh, namun aku tidak menganggapinya. Dia semakin bodoh, dan aku
semakin bijak. Ibarat batang kayu cendana, semakin hangus dibakar, semakin
harum baunya. Jika orang-orang bodoh bertutur kata di depanmu, janganlah engkau
tanggapi ! Sebaik-baik tanggapan untuk mereka adalah dengan bersikap diam. Jika
kau berbicara di hadapan mereka, janganlah sampai terbawa arus pendapat yang
diciptakan mereka. Dan jika kau berpaling dari mereka, wajah mereka akan tampak
pucat pasi.
Diriwayatkan oleh Abdullah Al-Asbahani dari
Abu Nashr dari Abu Abdillah yang mengatakan bahawa pernah mendengar Imam
As-Syafi'I berkata :
"Tumpukan wang dapat membuat
orang-orang yang sebelumnya membisu menjadi banyak bicara. Hati mereka tidak
pernah mengenali kelebihan orang lain, dan tidak tahu darjat kemuliaan mereka
sendiri"
Tercabutnya gigi, seksa di penjara,
tercabutnya jiwa, ditolaknya cinta, sejuk yang mencengkam, hukuman gantung,
menyamak kulit binatang tanpa sinaran matahari, memakan daging, memburu burung,
menanam biji di tanah yang gersang, memadamkan kobaran api, menanggung malu,
menjual rumah dengan harga murah, menjual kasut, dan menghadapi keganasan
cambukan rotan, semuanya itu masih lebih meminta belas kasihannya.
5. Tiga Penyebab Datangnya Penyakit
Terdapat tiga perkara yang dapat merosak
manusia di samping juga dapat menyebabkan orang sihat menjadi sakit. Iaitu
membiasakan minum minuman keras , terlalu banyak bersenggama, dan terburu-buru
memasukkan makanan ketika di mulut masih ada makanan.
Mestikah kutaburkan permata ke hadapan
domba-domba bodoh, atau mestikah aku bersajak di depan pengembala
kambing-kambing ?
Sungguh ! Jika hidupku terlantar di negeri
ini, aku akan memanfaatkan kata mutiara yang keluar dari penghuninya.
Jika Allah masih menganugerahi aku dengan
kasihnya, akan kutemukan orang-orang pandai dan bijak.
Akan kusebarkan ilmuku, dan kumanfaatkan
kecintaan mereka. Jika tidak, maka ilmuku akan selalu ku simpan.
Barangsiapa mengajari orang bodoh, akan
sia-sia. Barangsiapa melarang orang lain yang berhak mendapat ilmu, zalimlah
dia.
6. Meruntuhkan Kehormatan Orang Lain
Wahai orang yang telah menghancurkan
kehormatan orang lain, dan yang memutuskan tali kasih sayang, kau akan hidup
penuh kehinaan. Jika engkau orang merdeka dan dari keturunan orang yang
baik-baik, pastilah engkau tidak akan menodai kehormatan orang lain.
Barangsiapa pandai menimbang orang lain,
tentu orang lain akan menimbang dirinya dengan segenap kebaikannya. Cukup sudah
bagiku pengajaran dari guruku.
Prasangka selalu buruk dan prasangka buruk
itu sumber fitnah. Ketika seseorang melemparkan tuduhan dalam keadaan lapar, ia
hanya mengungkapkan prasangka baik dan ucapan yang enak didengar.
8. Terimalah Maaf Dengan Tulus
Terimalah permintaan maaf sahabatmu yang
melakukan kesalahan, baik ia jujur mengatakannya kepadamu ataupun tidak. Dengan
begitu bererti telah taat kepadamu orang yang engkau terima dari segi lahirnya
sahaja. Dan telah membuatmu mulia orang yang bermaksiat kepadamu secara
sembunyi-sembunyi
9. Permintaan Maaf Sebagai Penebus Dosa
Dikatakan kepadaku "Si polan telah
membuatku sedih". Padahal merupakan suatu cela bila seorang pemuda
diperhatikan. Ku jawab : "Dia telah datang kepadaku untuk meminta maaf.
Dan menurutku permintaan maafnya merupakan penebus dosanya."
10. Diam Membawa Keselamatan
Banyak orang berkata : "Mengapa engkau
diam padahal engkau dimusuhi ?" Aku katakana kepada mereka : Menanggapi
sesuatu permusuhan sama dengan melakukan kejahatan. Bersikap diam dalam
menghadapi orang bodoh atau orang yang gila merupakan kebajikan jiwa. Di dalam
sikap diam juga terdapat penjagaan bagi kehormatan. Tidakkah engkau lihat !
Harimau-harimau hutan itu ditakuti dan disegani ketika mereka diam, sedangkan
anjing di jalan raya banyak yang dilempari kerana selalu mengonggong.
11. Keutamaan Orang Pendiam
Aku menganggap diam sebagai perniagaan.
Meskipun tak ada untungnya, paling tidak aku tak merugi. Diam ibarat barang
niaga yang membawa banyak keuntungan bagi pemiliknya.
Jika kamu tidak boleh bersikap dermawan,
maka ingatlah bahawa hari-harimu yang telah berlaku tak akan kembali. Bukankah
tanganmu boleh mengepal dan membuka ? Apa yang boleh kau harapkan ketika kau
sendirian tatkala bumi mencengkam dirimu dengan kuku besinya ? Saat itulah
tentu, engkau berharap untuk dapat kembali ke dunia, padahal hari-hari itu tak
akan pernah kembali.
13. Ciri-ciri Orang Warak
Seorang yang memiliki sifat warak, tak akan
mempedulikan kejelekan orang lain, kerana disibukkan oleh aibnya sendiri,
ibarat orang sakit, ia tak mungkin menghiraukan penyakit orang lain, kerana
sibuk memperhatikan penyakitnya sendiri.
Yaqut Al-Hamawiy berkata bahawa pada suatu
hari ada seorang yang datang kepada Imam Syafi'i seraya membawa lembaran
bertulis : "tanyakanlah kepada mufti Mekah dari keturunan Hasyim, apakah
yang dia lakukan ketika sedang sangat marah kepada seseorang." Imam
Syafi'i lalu menuliskan sesuatu di bawah pertanyaan itu.
Tekanlah nafsunya, kendalikan amarahnya dan
hendaklah bersabar dalam menghadapi setiap persoalan.
Pembawa lembaran itu kemudian datang
kembali sambil membawa tulisan yang baru sebagai jawapan fatwa Imam Syafi'i.
Bagaimana mungkin dia dapat menekan
nafsunya pada saat nafsu itu telah menjadi pembunuh dan setiap hari ada saja
halangan yang merintanginya.
Imam Syafi'i menjawab lagi.
Jika dia tidak mahu bersabar atas derita
yang menimpanya, maka tidak ada jalan lain baginya, kecuali hidup berhiaskan
tanah.
Bila seseorang membuka rahsia peribadinya
di depan orang banyak, kemudian dia mencela orang lain, maka orang tersebut
dianggap tidak waras. Bila dia merasa dadanya sempit akibat rahsia peribadinya,
maka ketahuilah bahawa dada tempat menyimpan rahsia tersebut lebih sempit lagi.
Jagalah dirimu dan hiasilah dirimu dengan
budi pekerti yang mulia ! Nescaya engkau akan hidup sejahtera, dan tutur kata
orang-orang terhadapmu akan menjadi indah.
Janganlah memusuhi manusia, kecuali dengan
sikap ramah. Nescaya akan ada yang menolongmu dan sahabat akan mengasihimu.
Tidak baik mencintai orang yang berwajah
banyak (munafik) kerana ia akan mengikut arah angin ke manapun angin itu
bertiup.
Apakah erti banyak kawan jika mereka tidak
menolong di waktu kita susah.
Aku mengenali banyak orang, tetapi aku
tidak pernah merasa dengki kepada mereka. Itulah sebabnya mereka sayang padaku.
Bagaimana mungkin seseorang akan berlemah lembut kepada seorang pendengki, bila
pendengki itu tidak menghendaki sesuatu apapun selain hilang nikmat dari orang
tersebut.
Jagalah dirimu baik-baik, nescaya isterimu
akan menjaga dirinya dengan baik. Hindari perbuatan keji yang tidak pantas
dilakukan oleh seorang muslim. Zina itu ibarat hutang, jika kau lakukan, maka
isterimu dan anak-anakmu yang akan membayarnya. Renungkanlah.
Jagalah lidahmu kawan ! Agar ia tidak
menyengatmu, kerana lidah tidak ubahnya ular berbisa. Banyak orang binasa
akibat perbuatan lidah, padahal dulu mereka dihormati kawan-kawannya.
Jika hidupmu ingin selamat dari nista,
agama mulia, dan hartamu terjaga, jangan sekali-kali engkau buka rahsia
peribadi seseorang. Kerana semua orang mempunyai rahsia peribadi, dan mereka
juga mempunyai lidah.
Tetapi jika kedua matamu terbeliak mencari
keaiban, biarkanlah. Katakan saja : "Hai mataku ketahuilah bahawa semua
manusia punya mata." Pergaulilah manusia dengan baik, tampakkan keramahan
kepada manusia, dan layanilah mereka denagn baik. "
Nilailah orang yang menilaimu dengan ukuran
yang dipakainya waktu ia menilaimu. Siapapun yang datang dan berbaik hati
padamu, sambutlah dengan hari lapang, dan siapa saja yang membencimu,
layannilah. Kembalikanlah kepada Tuhan, kerana segala sesuatu yang datang kepadamu
berasal daripadaNya.
22. Jika Akan Mulia Dengan Hidup Apa Adanya
Kubunuh sifat-sifta tamakku, maka tenanglah
jiwaku. Jiwaku akan hina kalau aku tetap tamak. Kuhidupkan rasa puas yang telah
lama mati, kerana dengan menghidupkannya harga diri dapat terjaga. Jika sifat
rakus bersarang di hati seorang hamba, maka ia akan menjadi orang yang hina
dina.
Tidak ada baiknya banyak bicara jika engkau
telah mengetahui inti pembicaraannya. Bagi seseorang pemuda lebih baik diam
daripada berbicara yang tidak pada tempatnya. Sebab, seseorang pemuda memiliki
watak yang dapat dilihat dari raut mukanya.
24. Pahitnya Menjaga Kebaikan
Jangan engkau fikirkan kebaikan orang yang
telah diberikan kepadamu. Pilihlah bahagian yang sesuai untukmu. Bersabarlah !
Sesungguhnya sabar itu perisai diri. Pemberian-pemberian orang lebih berat
tanggunggannya di hati dibandingkan tusukan tombak.
25. Berpaling Dari Orang Bodoh
Berpalinglah dari orang-orang yang bodoh,
kerana yang dikatakannya bermula dari kebodohannya. Tidak ada bahawa sungai
Eufrat yang dalam itu, jika ada anjing yang menyeberanginya.
26. Mata Orang Yang Redha Itu Tumpul
Terhadap Kesalahan
Mata orang yang redha seringkali tumpul
terhadap semua keaiban. Tapi mata orang yang benci sering kali memusatkan
kejelekan. Aku tidak takut kepada orang yang tidak takut kepadaku. Maka cintaku
pun akan mendekat kepadanya. Dan jika cintanya menjauhi dariku, maka kita dapat
hidup sendiri, apa lagi jika kita telah mati.
Kitab Al-Barakah fi Fadhl lis Sa’yi Wal
Harakah yg disusun oleh Abi Abdillah Muhammad bin Abdul Rahman Al-Habsyi, yang
menyenaraikan ada 43 perkara membuatkan rezeki sempit
tidak sembahyang atau solat;
tidak membaca Bismillah ketika hendak
makan;
makan atas pinggan yang terbalik;
memakai kasut atau sandal memulakan sebelah
kiri;
menganggap ringan apa-apa yang terjatuh
dalam hidangan makanan;
berwuduk di tempat buang air besar atau air
kecil;
suka bersandar pada pintu rumah;
suka duduk di atas tangga;
membiasakan diri mencuci tangan di dalam
pinggan selepas makan;
membasuh tangan dengan tanah atau bekas
tepung;
tidak membersihkan rumah;
membuang sampah atau menyapu dengan kain;
suka membersihkan rumah pada waktu malam;
menjahit baju yang sedang dipakai;
mengelap muka dengan baju;
berdiri sambil bercekak pinggang;
tidur tidak memakai baju;
makan sebelum mandi hadas;
tergesa-gesa keluar dari masjid selepas
menunaikan solat subuh;
pergi ke pasar sebelum matahari terbit;
lambat pulang dari masjid;
doakan perkara yang tidak baik terhadap
ibubapa dan anak-anak;
kebiasaan tidak menutup makan yang
dihidangkan;
suka memadam pelita dengan nafas;
membuang kutu kepala dalam keadaan hidup;
membasuh kaki dengan tangan kanan;
membuang air kecil pada air yang mengalir;
memakai seluar sambil berdiri;
memakai serban sambil duduk;
mandi junub di tempat buang air atau tempat
najis;
makan dengan menggunakan dua jari;
berjalan di antara kambing;
berjalan di antara dua perempuan;
suka mempermainkan janggut;
suka meletakkan jari jemari tangan pada
bahagian lutut;
meletakkan tapak tangan pada hidung;
suka menggigit kuku dengan mulut;
mendedahkan aurat di bawah sinaran matahari
dan bulan;
mengadap kiblat ketika membuang air besar
atau air kecil;
menguap ketika solat; dan
meludah di tempat buang air besar atau air
kecil.