“Apabila salah seorang di antara kalian ditimpa musibah, maka hendaklah ia mengingat (membandingkan) musibah yang ia alami dengan (wafatnya) diriku. Kerana sesungguhnya wafatku adalah musibah yang paling besar” (ash-Shahiihah:1106)
Dari `Aisyah ia mendengar Rasulullah s.a.w bersabda, “Hai manusia, siapapun di kalangan manusia dan kaum Muslimin yg mendapat musibah, maka hendaklah dia menghibur dirinya dengan musibah kematianku, dengan musibah yg menimpa dengan selainku,
(Riwayat Ibnu Majah-sahih, oleh Syeikh Al Albani)
Di riwayat lain, Dari Ibnu ‘Abbas r.a dan Sabith al-Jumahi r.a mereka berkata: “Rasulullah s.a.w bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian ditimpa musibah, maka hendaknya ia mengingat musibah yang ia alami dengan (wafatnya) diriku. keranq sesungguhnya wafatku adalah musibah yang paling besar.”
(Riwayat Ad Darimi)
Hasan al Bashri -, ketika membaca riwayat kewafatan Rasulullah s.a.w , beliau menangis dan berkata, “Sebatang pohon rindu hingga menangis kepada Rasulullah. Kalian, justeru lebih patut menangisi untuk rindu pada Rasulullah!”
Fatimah bertanya kepada Sayidina Anas “Hai Anas, apakah jiwa kamu tenang, tenteram, menaburkan tanah ke atas jasad Rasulullah?
Lalu Sayidina Anas dan para sahabat yang lain berkata, “Tidak, bagaimana mungkin jiwa akan tenang menabur tanah di atas jasad orang yang kami cintai”
Rasulullah s.a.w bersabda :
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من ولده ووالده والناس أجمعين - أخرجه البخاريومسلم
“Tidak sempurna keimanan salah seorang di antara kalian, hingga aku lebih ia cintai daripada anaknya, ibubapanya dan manusianya.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim )
