Tidur tidak boleh lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Terkadang rasa
Mungkin kita sebagai manusia sudah terbiasa dengan hal tidur kerana sudah menjadi sebahagian rutin kita. Namun betapa kita sebenarnya tidak mengetahui apa makna dibalik perkara ini. Allah menyatakan di dalam Al-Qur’an bahawa:
"Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha".
(Al-Furqan: 47)
Menurut pengertian Wikipedia, tidur adalah keadaan istirahat alami pada berbagai binatang menyusui, burung, ikan, dan binatang tidak bertulang belakang seperti lalat buah Drosophila. Pada manusia dan banyak spesies lainnya, tidur penting untuk kesihatan. Bahkan menurut kajian, sebahagian besar manusia menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya dengan tidur.
Namun bagaimanakah pengertian tidur ini dipandang dari sisi Agama dan mengapa pula Allah SWT melalui lisan Nabi SAW memerintahkan agar kita berdoa sebelum tidur.
Berdasarkan ulasan yang disampaikan oleh sesetengah ulama, bahawa manusia yang sedang tidur tak ubahnya seperti manusia yang telah mati. Roh dikeluarkan oleh malaikat dengan izin Allah SWT dari jasad manusia tersebut dan dibawa ke suatu tempat di luar alam zahirr. Hal ini dibuktikan dengan keterangan ayat Al Qur’an surah Az-Zumar ayat 42:
"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir".
Dalam ayat tersebut diterangkan bahawa Allah SWT memegang jiwa orang-orang diwaktu tidurnya sebagaimana memegang jiwa-jiwa orang yang telah mati. Kemudian Dia melepaskan jiwa-jiwa orang yang tidur sampai waktu yang ditentukan. Itulah rahsia mengapa kita bisa melihat roh orang-orang dekat kita yang telah meninggal dunia dalam mimpi sewaktu kita tertidur. Kerana pada hakikatnya malaikat telah membawa jasad kita untuk berjalan sebentar ke alam barzakh menemui roh orang-orang yang telah meninggal dengan izin Allah SWT.
Ada juga yang menyatakan bahawa jika digambarkan roh orang yang telah meninggal tersebut berbicara atau menasihatkan kebaikan kepada kita maka yakinilah gambaran tersebut adalah benar. Namun jika sebaliknya maka gambaran tersebut tak lain adalah jin dan syaitan yang menyerupai diri dengan roh orang yang kita kenal untuk menyesatkan kita.
Adapun jika kita bermimpi melihat Rasulullah SAW, maka yakinilah bahawa yang hadir dalam mimpi kita tersebut adalah Rasulullah SAW, kerana Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa bermimpikan aku dalam tidurnya sungguh ia telah melihat aku, maka sungguh syaitan tidak mampu menyerupai diriku".
(Shahih Al-Bukhari).
Pengertian tidur ini juga diperkuat dengan hadith Nabi SAW yang kita sama-sama tahu dan hafal lafadz hadithnya. Hadith tersebut adalah doa sebelum dan setelah bangun tidur.
Doa Sebelum tidur,
"Dengan menyebut nama-Mu, Ya Allah, aku hidup dan dengan menyebut Nama-Mu aku mati".
(Hadith Rawiyat Muslim)
Doa setelah bangun tidur,
"Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan".
Jelas sekali pada kedua hadith tersebut bahawa tidur bukan hanya hal jasadiyah semata. Akan tetapi tidur adalah perkara manusia yang melibatkan antara hidup dan mati. Itulah alasan mengapa Rasulullah SAW menganjurkan agar kita memperbanyak istighfar dan memohon ampun di waktu petang, kerana kita tidak pernah tahu apakah setelah tidur, kita diberikan kesempatan lagi oleh Allah SWT untuk bangun di esok hari.
Mudah-mudahan dengan paparan ini dapat merubah paradigma kita selama ini tentang
tidur. Tidur bukan hanya mengenai jasadiyah semata, namun tidur juga merupakan hal perjalanan ruhiyah ke alam yang tidak pernah kita kenal sebelumnya.
Apa jadinya jika tidur kita malam ini adalah tidur kita yang terakhir di dunia lantaran Allah SWT tidak melepaskan jiwa atau ruh kita untuk kembali menemui jasad kita?
